SUMBER: HARAKAH DAILY
KADANG-kadang kita umat Islam ini kurang belajar dari Rasulullah S.A.W. Impaknya menjadikan kita tidak cinta kepada Baginda dan semakin jauh dari mengikut sunnahnya. Sedangkan kita mengatakan La ila ha Illallah Muhammadur Rasulullah, yang sepatutnya Allah menjadi matlamat dalam pengabdian kita, jalannya wajib mengikut Rasulullah SAW.
Kita harus belajar perkara yang telah diajarkan Nabi kepada para Sahabatnya. Baginda diutuskan sebagai rahmatan lil ‘alamin, sebagai kasih sayang Allah pada alam semesta.
Mereka yang benci kepada Nabi, tidak suka pada sunnah Nabi S.A.W, penyebab utamanya adalah kebodohan, tidak mengerti. Oleh kerana itu, takkala Rasulullah S.A.W dilempari batu dan diserang sehingga terluka, wajahnya berlumuran darah, giginya patah, Baginda mengatakan: “Ya Allah ampuni kaum ku, ya Allah mereka tidak mengerti ,mereka tidak faham”.
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Allah utus Nabi di tengah orang-orang Arab yang tidak tahu membaca dan menulis. Kalau dilihat hasil dakwah Nabi Muhammad S.A.W ini, antaranya: Nabi berdakwah kepada siapa? Kepada keluarganya, setelah itu berpindah kepada kerabatnya, kemudian kepada orang-orang Arab yang ada di Mekah lalu mulai dakwahnya berkembang kepada seluruh orang Arab, lalu kepada seluruh manusia.
Itu perjalanan dakwah Nabi S.A.W. Allah mengutus Nabi kepada umat manusia ini. Apa pekerjaan Nabi? Nabi itu membacakan kepada kaumnya, kepada umatnya ayat-ayat Allah, itu yang diajarkan oleh Nabi. Ada orang kafir datang untuk berdialog, Nabi bertanya kepada mereka setelah mereka bercerita panjang lebar: “Engkau mahu dengar dari aku?” Jawab mereka: “Ya”. Nabi membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka.
Dan tugas Nabi itu mensucikan mereka, mengajarkan kepada mereka al-Quran, mengajar mereka hikmah dan sunnah-sunnah Nabi S.A.W. Dulunya mereka sesat, bukan sesat biasa, tapi kesesatan yang nyata. Maka di utus Nabi S.A.W untuk mengeluarkan mereka dari kesesatan mereka. Allah menyebutkan sifat-sifat manusia:
(1) Manusia ini lemah
Dalam surah Nisa’ Ayat 28 Allah mengatakan:
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.”
(2)Manusia ini kufur terhadap nikmat dan suka berputus asa
Kalau diberi nikmat kepada manusia dan nikmat itu dicabut, apa yang terjadi? Orang itu benar-benar akan putus asa dan kufur terhadap nikmat Allah. Kadang-kala kalau kena penyakit, bangkrup, begini begitu, “Nampaknya ana mati!” Ya! datang perasaan itu pada orang yang sakit parah, timbul di fikirannya mahu mati. Orang bangkrup yang banyak hutang, timbul di fikiran mahu mati.
Dia berputus asa dari rahmat Allah, kufur dari rahmat Allah seakan-akan hidupnya susah terus. Pada hal baru setahun hidup susah, ada orang diuji dengan penyakit yang parah ketika umur 60, 61, 62 dan 63 tahun. Ketika itu mulai putus asa, mulai dia lupa dengan nikmat 60 tahun. Tetapi yang dia lihat hanya penyakit 3 tahun, itulah realiti manusia.
“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”
Allah mengatakan di surah Al Isra’ ayat 11:
“Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.”
“Kalian tahu, orang yang sebelum kalian itu, digali tanah ditanam dan kemudian kepalanya dibiarkan di luar tanah lalu digergaji kepalanya, sampai terbelah jadi dua. Itu tidak menjadikan mereka keluar dari agama Allah, dan sebahagian daripada mereka disisir dengan sisir dari besi sehingga terpisah daging dari tulangnya. Tapi itu tidak membuat mereka berpaling dari agama mereka. Agama ini akan Allah sempurnakan, urusan ini Allah akan selesaikan nanti sehingga ada nanti pengendara dari San’a ke Hadralmaut, mereka tidak takut kecuali pada Allah dan takut serigala kerana kambing-kambing gembalaannya, tapi kalian adalah kaum yang terburu-buru.”
Bani Israel, kenapa Allah berikan mereka kemenangan, adakah sebab mereka melawan Firaun? Berontak pada Firaun? Angkat senjata pada Firaun? Tidak! Allah berikan kemenangan kepada Bani Israel, Allah sempurnakan kemenangan kepada Bani Israel, Allah sempurnakan nikmat kepada Bani Israel. Kenapa? Kerana kesabaran mereka.
(6) Manusia itu suka berkeluh kesah
Allah mengatakan dalam surah Al-Ma’arij ayat 19:
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.”
Maka diutuskan Rasulullah S.A.W untuk mengajarkan mereka, membacakan firman-firman Allah, menyucikan hati mereka dan mengajarkan al-Quran dan as-Sunnah.
Kesimpulannya, Alhamdulillah, beginilah Rasulullah mengajarku. Tugas aku untuk belajar, apakah aku mahu belajar atau tidak? Kalau bicara pasal ilmu, Masya-Allah. Di sekolah banyak yang telah diajar mengenai sejarah Nabi tapi berapa peratus yang dapat dihadami?
Aku mesti belajar kalau tidak aku akan hidup seperti jahiliyah. Nabi diutus membawa cahaya untuk menjadikan orang-orang bodoh ke dalam cahaya keilmuan dan kepandaian.
Kalau melihat Rasulullah S.A.W, beliau pernah mengatakan “Aku ini sesungguhnya diutus sebagai seorang guru, muallim, pengajar.”
Maka kita jangan menghina muallim, kadang-kala kita ini kalau melihat guru agama kita akan memandang dia sebelah mata, memperlekeh guru ngaji, padahal guru agamalah memperkenalkan anak-anak kita kepada Allah. Memberitahu jalan-jalan kejayaan untuk ke syurga. Tapi kekadang tidak pernah menghargai mereka. Kita mudah lupa. Nabi SAW diutus untuk mengajar kita erti sebuah kebijaksaan dan kejayaan di dunia dan akhirat.
Copy and paste: 22/11/2020 @ 7 Rabiulakhir 1442H: 9.59 pm
No comments:
Post a Comment