Wednesday, 22 January 2025

PRASASTI KOTA KAPUR: JEJAK TERTUA KEDATUAN SRIWIJAYA

Sumber: Bumi Pusaka

Prasasti Kota Kapur merupakan salah satu peninggalan sejarah penting dari Kedatuan Sriwijaya, berupa tugu batu yang ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka, tepatnya di Desa Kota Kapur, Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Ditemukan pertama kali oleh J.K. van der Meulen pada Desember 1892, prasasti ini memuat tulisan dalam aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, menjadikannya salah satu dokumen tertulis tertua dalam bahasa tersebut.
Prasasti ini menjadi bukti pertama yang mengungkap keberadaan Kedatuan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim besar yang pernah berkuasa di Nusantara, Semenanjung Malaya, hingga Thailand bagian selatan pada abad ke-7. Awalnya, H. Kern, seorang ahli epigrafi Belanda, mengira “Sriwijaya” adalah nama seorang raja. Namun, George Coedes kemudian mengungkap bahwa Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan besar yang memegang kendali penting atas perdagangan maritim di Asia Tenggara.
Hingga 2012, prasasti ini tersimpan di Rijksmuseum Amsterdam, Belanda, dengan status dipinjamkan oleh Museum Nasional Indonesia.
Isi Prasasti: Kutukan dan Ekspedisi Militer
Prasasti Kota Kapur dipahatkan pada batu berbentuk tugu bersegi dengan tinggi 177 cm, lebar 32 cm di dasar, dan 19 cm di bagian puncak. Isi prasasti ini berbicara tentang kutukan bagi siapa saja yang tidak setia kepada Sriwijaya serta menyebutkan rencana ekspedisi militer ke Pulau Jawa untuk menaklukkan Tarumanagara.
Berikut cuplikan isi prasasti:
1. Pujian kepada para dewa yang melindungi Kadatuan Sriwijaya.
2. Ancaman kutukan kepada mereka yang memberontak, mendukung pemberontak, atau tidak setia kepada kedatuan dan datu yang diangkat oleh Sriwijaya.
3. Hukuman bagi perbuatan jahat, seperti menggunakan racun, mantra, dan ilmu hitam.
4. Doa keberkahan bagi mereka yang setia dan taat.
5. Pencatatan waktu pembuatan prasasti, yaitu Tahun Saka 608 (686 M), pada paruh terang bulan Waisakha, bersamaan dengan persiapan pasukan menyerang Bhumi Jawa.
Signifikansi Sejarah
Prasasti Kota Kapur adalah prasasti tertua dari Sriwijaya, mendahului penemuan Prasasti Kedukan Bukit (Palembang, 1920) dan Prasasti Talang Tuwo (1920). Melalui prasasti ini, diketahui bahwa pada abad ke-7 Sriwijaya telah menguasai Sumatra bagian selatan, Bangka, Belitung, hingga Lampung. Ekspedisi militer yang disebutkan kemungkinan besar menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat.
Sriwijaya, melalui kekuatan militernya dan kontrol atas jalur perdagangan strategis, berhasil memantapkan dirinya sebagai kekuatan maritim yang dominan. Keberadaan prasasti ini juga memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat pada masa Hindu-Buddha di wilayah Nusantara pada abad ke-6 dan ke-7.
Warisan Abadi
Prasasti Kota Kapur bukan sekadar batu bertulis, ia adalah saksi bisu peradaban yang pernah berjaya. Penemuan ini, bersama artefak lain dari masa Sriwijaya, membuka wawasan baru tentang sejarah Nusantara. Dengan corak kehidupan masyarakat Hindu-Buddha yang terekam di dalamnya, prasasti ini menjadi pintu bagi generasi masa kini untuk memahami lebih dalam akar budaya dan sejarah Indonesia.

No comments: