Sumber dari Facebook
Posted by Nadzri Contitac
10 December 2020
Tentang Orang pintar yang munafik, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:
سيكون في أمتي اختلاف وفرقة ، قوم يحسنون القيل ويسيئون الفعل
“Akan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan (akhlak yang buruk) “.
يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ
” Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi mereka tidak mendapat bahagian sedikitpun dari Al-Quran “.
(Sunan Abu Daud : 4765)
Umar bin Khattab r.a. pernah mengingatkan fenomena cendekiawan yang tidak beradab. Dikutip oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, bahawa beliau berkata:
“Sesungguhnya yang paling aku khuatirkan terhadap umat ini adalah orang pintar yang munafik. Para sahabat bertanya: Bagaimana seseorang itu menjadi munafik yang pintar? Umar r.a. menjawab: “Iaitu orang yang pandai berbicara (bak seorang alim), tapi hati dan perilakunya jahil”.
Orang pintar yang munafik adalah ulama (ahli ilmu) seperti Zul Khuwaishirah at Tamim an Najdi yakni orang-orang menampakkan kesolehan di hadapan orang ramai dalam bentuk tanda-tanda atau bekas ibadah sunnahnya namun berakhlak buruk seperti
1. Suka mencela dan mengkafirkan kaum muslim
2. Merasa paling benar dalam beribadah.
3. Berburuk sangka kepada kaum muslim
4. Sangat keras kepada kaum muslim bahkan membunuh kaum muslim namun lemah lembut kepada kaum Yahudi
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda yang ertinya, “Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti orang-orang yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya“.
(HR Muslim 1762)
Sabda Rasululullah yang ertinya “mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah berhala” maksudnya mereka memahami Al Qur’an dan Hadis dan berkesimpulan kaum muslim lainnya telah musyrik (menyembah selain Allah) sehingga membunuhnya namun dengan pemahaman mereka tersebut mereka membiarkan para penyembah berhala yang sudah jelas kemusyrikannya. Penyembah berhala adalah kaum Yahudi yang sekarang dikenal sebagai kaum Zionis Yahudi atau disebut juga dengan freemason, iluminati, lucifier yakni kaum yang meneruskan keyakinan pagan (paganisme) atau penyembah berhala, begitu jugalah yang terdapat dalam agama agama yang menembah berhala yang lain.
Allah SWT berfirman:
وَلَمَّا جَآءَهُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيْقٌ مِّنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ ۙ کِتٰبَ اللّٰهِ وَرَآءَ ظُهُوْرِهِمْ كَاَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
wa lammaa jaaa`ahum rosuulum min 'indillaahi mushoddiqul limaa ma'ahum nabaza fariiqum minallaziina uutul-kitaaba kitaaballohi warooo`a zhuhuurihim ka`annahum laa ya'lamuun
"Dan apabila datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah (Nabi Muhammad s.a.w), yang mengesahkan apa yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang telah diberikan Kitab itu melemparkan Kitab Allah ke belakang mereka, seolah-olah mereka tidak mengetahui (kebenarannya)."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 101)
Allah SWT berfirman:
وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا کَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰـكِنَّ الشَّيٰـطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَاۤ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَـکَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَاۤ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَ زَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَآ رِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰٮهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهٖۤ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ کَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
wattaba'uu maa tatlusy-syayaathiinu 'alaa mulki sulaimaan, wa maa kafaro sulaimaanu wa laakinnasy-syayaathiina kafaruu yu'allimuunan-naasas-sihro wa maaa unzila 'alal-malakaini bibaabila haaruuta wa maaruut, wa maa yu'allimaani min ahadin hattaa yaquulaaa innamaa nahnu fitnatun fa laa takfur, fa yata'allamuuna min-humaa maa yufarriquuna bihii bainal-mar'i wa zaujih, wa maa hum bidhooorriina bihii min ahadin illaa bi`iznillaah, wa yata'allamuuna maa yadhurruhum wa laa yanfa'uhum, wa laqod 'alimuu lamanisytaroohu maa lahuu fil-aakhiroti min kholaaq, wa labi`sa maa syarou bihiii anfusahum, lau kaanuu ya'lamuun
"Mereka (membelakangkan Kitab Allah) dan mengikut ajaran-ajaran sihir yang dibacakan oleh puak-puak Syaitan dalam masa pemerintahan Nabi Sulaiman, padahal Nabi Sulaiman tidak mengamalkan sihir yang menyebabkan kekufuran itu, akan tetapi puak-puak Syaitan itulah yang kafir (dengan amalan sihirnya); kerana merekalah yang mengajarkan manusia ilmu sihir dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat: Harut dan Marut, di negeri Babil (Babylon), sedang mereka berdua tidak mengajar seseorang pun melainkan setelah mereka menasihatinya dengan berkata: Sesungguhnya kami ini hanyalah cubaan (untuk menguji imanmu), oleh itu janganlah engkau menjadi kafir (dengan mempelajarinya). Dalam pada itu ada juga orang-orang mempelajari dari mereka berdua: ilmu sihir yang boleh menceraikan antara seorang suami dengan isterinya, padahal mereka tidak akan dapat sama sekali memberi mudarat (atau membahayakan) dengan sihir itu seseorang pun melainkan dengan izin Allah. Dan sebenarnya mereka mempelajari perkara yang hanya membahayakan mereka dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan demi sesungguhnya mereka (kaum Yahudi itu) telahpun mengetahui bahawa sesiapa yang memilih ilmu sihir itu tidaklah lagi mendapat bahagian yang baik di akhirat. Demi sesungguhnya amat buruknya apa yang mereka pilih untuk diri mereka, kalaulah mereka mengetahui." ☆
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 102)
Dalam syarah Shahih Muslim, Jilid. 17, No.171 diriwayatkan Khalid bin Walīd ra bertanya kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam tentang orang-orang seperti Zul Khuwaisarah an Najdi dengan pertanyaan:
“Wahai Rasulullah, orang ini memiliki semua bekas dari ibadah-ibadah sunnahnya: matanya merah kerana banyak menangis, wajahnya memiliki dua garis di atas pipinya bekas airmata yang selalu mengalir, kakinya bengkak kerana lama berdiri sepanjang malam (tahajjud) dan janggut mereka pun lebat”
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menjawab : camkan makna ayat ini : qul in’kuntum tuhib’būnallāh fattabi’unī
Katakanlah: “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, nescaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu kerana Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Khalid bin Walid bertanya, “Bagaimana caranya ya Rasulullah ? ”:
Nabi sallallahu alaihi wasallam menjawab, “Jadilah orang yang ramah seperti aku, bersikaplah penuh kasih, cintai orang-orang miskin dan papa, bersikaplah lemah-lembut, penuh perhatian dan cintai saudara-saudaramu dan jadilah pelindung bagi mereka.”
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menegaskan bahwa ketaatan yang dilakukan oleh orang-orang seperti Zul Khuwaisarah at Tamimi an Najdi tidaklah cukup jika tidak menimbulkan kesolehan seperti bersikap ramah, penuh kasih, mencintai orang-orang miskin dan papa, lemah lembut penuh perhatian dan mencintai saudara muslim dan menjadi pelindung bagi mereka.
Ciri-ciri atau tanda-tanda orang yang mencintai Allah dan dicintai oleh Allah adalah:
1. Bersikap lemah lembut terhadap sesama muslim
2. Bersikap keras (tegas / berpendirian) terhadap orang-orang kafir
3. Berjihad di jalan Allah, bergembira dalam menjalankan kewajipanNya dan menjauhi laranganNya.
4. Tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَنْ يَّرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْـنِهٖ فَسَوْفَ يَأْتِى اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗۤ ۙ اَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ ۖ يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لَآ ئِمٍ ۗ ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
yaaa ayyuhallaziina aamanuu may yartadda mingkum 'an diinihii fa saufa ya`tillaahu biqoumiy yuhibbuhum wa yuhibbuunahuuu azillatin 'alal-mu`miniina a'izzatin 'alal-kaafiriina yujaahiduuna fii sabiilillaahi wa laa yakhoofuuna laumata laaa`im, zaalika fadhlullohi yu`tiihi may yasyaaa`, wallohu waasi'un 'aliim
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesiapa di antara kamu berpaling tadah dari ugamanya (jadi murtad), maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Ia kasihkan mereka dan mereka juga kasihkan Dia; mereka pula bersifat lemah-lembut terhadap orang-orang yang beriman dan berlaku tegas gagah terhadap orang-orang kafir, mereka berjuang dengan bersungguh-sungguh pada jalan Allah, dan mereka tidak takut kepada celaan orang yang mencela. Yang demikian itu adalah limpah kurnia Allah yang diberikanNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya; kerana Allah Maha Luas limpah kurniaNya, lagi Meliputi PengetahuanNya." ☆ (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 54)
Orang-orang seperti Zul Khuwaishirah At Tamim An Najdi dipanggil oleh Rasulullah sebagai “orang-orang muda” yakni mereka suka berdalil atau berfatwa dengan Al Qur’an dan Hadis namun salah faham.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda “Akan keluar suatu kaum akhir zaman, orang-orang muda yang pemahamannya sering salah faham. Mereka banyak mengucapkan perkataan “Khairil Bariyyah” (maksudnya: suka berdalil dengan Al Qur’an dan Hadis). Iman mereka tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa denganmu perangilah mereka (luruskan pemahaman mereka).”
(Hadis Sahih riwayat Imam Bukhari 3342).
Oleh kerana itu, Ikutilah jejak Rasulullah, Khulafur rasyidin dan salafus soleh.
Semoga Allah menyelamatkan iman, Islam dan ihsan kita dan mewafatkan kita dalam keadaan husnul khotimah..
Copy and paste:
10/12/2020 : 24 Rabiulakhir 1442H: 5.36 pm
No comments:
Post a Comment