Sumber: Fakta Sejarah Nusantara
27 Disember 2024
Wilayah Konstantinopel dibawah kekuasan Yunani Kuno sejak tahun 657 sebelum Masehi dibawah kendali Megara. Pada tahun 512 SM Kekaisaran Persia berhasil mengambil alih sampai 478 SM sebelum kemudian diambil alih kembali oleh kembali oleh Yunani.
Konstantinopel kemudian diambil alih oleh Romawi dan menjadi ibukota Kekaisaran Romawi dan dibangun oleh Konstantin I yg berkuasa dari tahun 306 sampai 337 Masehi. Raja Konstantin membuat ibu kota Roma Baru (New Rome) pada tahun 330 M yang disebut sebagai Bizantium yg kemudian dikenal sebagai Konstantinopel. Era Bizantium menandai transisi dari jaman Romawi Kuno menuju Abad Pertengahan.
Konstantinopel merupakan kota paling terbesar dan terkaya di Eropa di zaman tersebut dengan berbagai arsitektur modern didalamnya antara Hagia Sophia, Imperial Palace (istana Topkapi), Hippodrome, Golden Gate dan Tembok Theodosian.
Kekaisaran Romawi merupakan adikuasa di zaman abad pertengahan selama kurang lebih 1123 tahun yakni dari 330 sejak dijadikan ibukota Romawi sampai tahun 1453 ketika berhasil dibebaskan oleh Muhammad Al Fatih.
Muhammad Al Fatih dengan kekuatan tentara antara 80.000 sampai 20.000 pasukan dengan 70 kereta artileri dan 320 kapal mengepung kota Istanbul dari darat dan lautan.
Pada tanggal 22 April 1453 secara tdk terduga oleh pasukan Romawi, Pasukan Al Fatih hanya dalam semalam menyeberangkan 70 kapal ke selat tanduk emas melalui daratan melintasi bukit di daerah Galata dengan menggunakan kayu yg dilumuri minyak sehingga dapat melakukan penyerangan dari belakang kota Konstantinopel yg relative tdk terkawal karena pasukan Romawi fokus pada penjagaan depan melalui selat Bosphorus dan laut Marmara.
Al Fatih menyiapkan meriam terbesar dalam sejarah waktu itu dengan berat mencapai 18 ton, panjang 5,23 meter dan diameter 0.635 meter yang mampu menjebol tembok Theodosian Konstantinopel. Pada 29 Mei 1453 berhasil diambil alih setelah melalui 57 hari pertempuran. Hal ini menjadi era transisi abad pertengahan menuju abad kebangkitan (Renaissance).
Peristiwa ini terjadi setelah pengepungan 53 hari oleh Sultan Mehmed II dari Ottoman yang masih berusia 21 tahun. Konstantinopel bukanlah sembarang kota; itu adalah kota terkemuka di dunia dan telah menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Timur selama enam belas abad.Jatuhnya kota ini dianggap sebagai anugerah besar bagi Islam dan menjadi pukulan telak bagi Kristen.
Sebelumnya kota ini dianggap berperan dalam penyebaran agama Kristen, bahkan dinamai dari seorang Kaisar Romawi, Constantine. Setelah ditaklukkan Ottoman, kota ini menjadi benteng bagi umat Islam.Perebutan Konstantinopel menjadi awal ekspansi Ottoman ke Eropa. Pengepungan kota ini juga menandai penggunaan artileri pertama kali dalam pertempuran.
Gelombang cendekiawan dan pengungsi Bizantium akibat serangan Konstantinopel berdampak pada Renaisans di Eropa Barat.Penaklukan Konstantinopel bukan hanya menandai runtuhnya Kekaisaran Bizantium, runtuhnya Kekaisaran Romawi selama 1.500 tahun dan kebangkitan Kekaisaran Ottoman, tetapi juga menjadi akhir dari Abad Pertengahan. Konstantinopel berganti nama menjadi Istanbul dan menjadi ibu kota Turki hingga tahun 1923.
JATUHNYA KONSTANTINOPEL
Jatuhnya Konstantinopel, yang juga dikenal sebagai Penaklukan Konstantinopel, adalah peristiwa penting dalam sejarah yang terjadi pada 29 Mei 1453. Penaklukan ini menandai akhir dari Kekaisaran Bizantium dan menandai permulaan Kekaisaran Ottoman sebagai kekuatan dominan di wilayah tersebut. Berikut adalah sejarah lengkap dan rinci mengenai jatuhnya Konstantinopel:
Latar Belakang.
Konstantinopel, yang kini dikenal sebagai Istanbul, adalah ibu kota Kekaisaran Bizantium. Kota ini didirikan oleh Kaisar Romawi Konstantinus Agung pada tahun 330 M dan menjadi pusat kekuasaan, perdagangan, dan kebudayaan. Namun, pada abad ke-15, Kekaisaran Bizantium telah melemah secara signifikan akibat serangkaian perang, serangan dari bangsa barbar, dan hilangnya wilayah-wilayah penting.
Kekaisaran Ottoman.
Kekaisaran Ottoman, yang didirikan oleh suku Turki pada akhir abad ke-13, berkembang pesat dan menjadi salah satu kekuatan militer paling dominan di dunia. Pada awal abad ke-15, mereka menguasai sebagian besar wilayah Anatolia dan Balkan, mengelilingi Konstantinopel dari segala penjuru. Sultan Mehmed II, yang juga dikenal sebagai Mehmed Sang Penakluk, naik tahta pada tahun 1451 dan segera berambisi untuk menaklukkan Konstantinopel.
Persiapan Penaklukan.
Mehmed II melakukan persiapan yang sangat matang untuk menaklukkan Konstantinopel. Dia membangun benteng Rumeli Hisarı di sisi Eropa Selat Bosporus untuk mengontrol jalur laut dan mencegah bantuan dari dunia Kristen. Selain itu, Mehmed mempersiapkan armada besar dan merancang meriam-meriam besar, termasuk meriam "Basilika" yang sangat terkenal karena ukuran dan kekuatannya.
Pengepungan.
Pengepungan Konstantinopel dimulai pada awal April 1453. Pasukan Ottoman yang berjumlah sekitar 80.000-100.000 prajurit mengepung kota yang dipertahankan oleh sekitar 7.000-10.000 prajurit Bizantium dan beberapa pasukan sekutu dari negara-negara Eropa. Dinding Konstantinopel yang terkenal kuat menjadi hambatan utama bagi pasukan Ottoman.
Serangan Terakhir.
Pada 29 Mei 1453, Mehmed II melancarkan serangan besar-besaran terhadap Konstantinopel. Setelah berhari-hari serangan artileri yang terus-menerus, tembok kota mulai runtuh. Pasukan Ottoman menerobos masuk melalui celah-celah yang terbentuk di tembok dan berhasil menguasai kota setelah pertempuran sengit. Kaisar Bizantium terakhir, Konstantinus XI, tewas dalam pertempuran tersebut.
Dampak dan Konsekuensi.
Jatuhnya Konstantinopel memiliki dampak besar bagi sejarah dunia. Ini menandai akhir dari Kekaisaran Bizantium yang telah berdiri selama lebih dari seribu tahun. Konstantinopel menjadi ibu kota baru Kekaisaran Ottoman dan diubah namanya menjadi Istanbul. Peristiwa ini juga dianggap sebagai akhir dari Abad Pertengahan dan awal dari Zaman Renaisans di Eropa, karena penaklukan ini menyebabkan banyak cendekiawan dan seniman Bizantium melarikan diri ke Eropa Barat, membawa serta pengetahuan dan kebudayaan Yunani-Romawi yang kemudian mempengaruhi kebangkitan seni dan ilmu pengetahuan di Eropa.
Kesimpulan :
Penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II pada tahun 1453 adalah salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah dunia. Ini menandai transisi kekuasaan dari Bizantium ke Ottoman, perubahan besar dalam politik dan budaya Eropa, serta mempengaruhi jalannya sejarah selama berabad-abad berikutnya.
Copy and paste:
29/12/2024: 11.45 a.m
No comments:
Post a Comment