Thursday, 28 October 2021

CANDI BOROBUDUR BUKAN CANDI BUDDHA :

[Artikel ini ditulis oleh warga Indonesia, kemungkinannya orang Jawa sendiri. Ambe edit sahaja di mana perlu untuk mudah difahami oleh bangsa Melayu Malaysia]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kapan dan siapa "Misionaris/Pendakwah" Hindu/Buddha yang terlahir di India masa Pra-Islam masuk ke Nusantara, sehingga situs situs di Nusantara disebut berdasar pada salah satu ajaran India ...?
Bahwa benar Hindu/Buddha berasal dari India dan tidak benar situs situs di Nusantara Indonesia berdasar Hindu/Buddha ... sejatinya yang tergambar di situs situs itulah "Ajaran" yang mendasari lahirnya "Hindu", "Buddha" dan "Jaina" di India.
Fahami ini :
"Hinduisme", adalah peleburan atau sintesis dari berbagai tradisi dan kebudayaan di India, sintesis muncul sekitar tahun 500-200 SM di India, dengan asas yang
beragam dan tanpa tokoh pendiri tumbuh berdampingan dengan Buddhism hingga Abad Ke-8, dari India Utara "Sintesis Hindu" ini tersebar ke selatan.
Akhir Abad Ke-18 "Hindu" menjadi istilah padanan oleh Inggeris bagi "orang India" yang bukan Muslim, bukan Sikh, bukan Jaina, bukan Kristen, bukan juga Buddha, mencakup berbagai penganut, pelaksana berbagai kepercayaan tradisional yang berbeda-beda.
Artinya ... Istilah "Hindu" itu sebagai antonim terhadap keyakinan lain ... kemudian kata "Hindu" dengan tambahan akhiran "-isme" ditambahkan sekitar tahun 1830-an untuk merujuk pada "Kebudayaan dan Agama". Istilah tersebut diterima oleh orang India sendiri dalam hal membangun "jatidiri bangsa" (yang bersifat nasionalis seperti di Indonesia dan Malaya) untuk menentang Kolonialisme.
"Hindu" sebagai tempat berhimpunnya aneka tradisi yang koheren dan independen, didukung oleh "Sanskritisasi" Abad Ke-19 di bawah dominansi Kolonialisme Barat serta Indologi, mulai saat ini istilah "Hinduisme" dipakai secara meluas ...
Singkatnya, di India sebelum Abad Ke-9 M, lahir satu "Ajaran" formal bernama "Hindu" diakui di India, juga untuk membedakan daripada dua agama yang lahir Abad Ke-5 SM Buddha, Jaina juga bukan Islam dengan berbasis pada "Veda" ...
Pangkal dari "Hinduisme" adalah "Brahmanisme" ajaran "Weda Kuno" atau berbasis "Vedic" yang di bawa kaum Saka/Cakya/Çaka/Aryān ... artinya pemahaman "Hinduisme" ini di bawa oleh pendatang. Bangsa asli India bernama "Dravida".
Asal-usul Agama di lndia dimulai masuknya Bangsa Arya/Cakya/Saka yang membawa perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat India sejak 3102 SM sampai 1300 SM.
Bahwa Arya bukanlah penghuni pertama India dan peradaban Harappa "Dravida" adanya lebih awal sebelum kedatangan mereka. Ini berarti bahwa "Bangsa Arya" atau "Budaya Veda" bukanlah sumber tunggal awal peradaban di India, bahwa sumbernya berasal dari tempat lain.
Perubahan tersebut terjadi karena Bangsa "Arya" melakukan integrasi kebudayaan dengan Bangsa asli India, "Dravida" dan selanjutnya integrasi ini melahirkan 3 agama India. Bangsa Arya setelahnya mulai menulis kitab-kitab suci Weda. Kitab suci ini dituliskan dalam 4 bagian seperti, Reg Weda; Sama Weda; Yayur Weda; dan Atharwa Weda.

Kaum pendatang inilah manusia yang berasal dari Nusantara, nenek moyang leluhur kita kaum Saka/Cakya/Çaka/Aryān. Literasi kata ini terekam sempurna di Borobudur, dengan kata "Maheçãkhya".
Teks kalimat "Mahabharata Udyoga Parva : 108" dapat ditafsirkan bahkan di simpulkan bahwa "Timur" ini awal mula "Ajaran" sebelum dibukukan menjadi kitab bernama "Veda", lokasi yang di tunjuk sebagai "Timur" ... Di sinilah Sang Pencipta alam semesta menurunkan "Veda" ...
Artinya literasi kata "Timur" pada kutipan di atas adalah Asia Tenggara ... Kepulauan Melayu dan Nusantara Indonesia ... Di sinilah ajaran "Dharmic Original" berawal, berasal dan dipelajari jauh sebelum adanya ajaran yang terlahir di India.
Jadi, pangkal dari "Hinduisme" adalah "Brahmanisme" ajaran Weda Kuno atau berbasis "Vedic" yang dibawa kaum Saka/Cakya/Çaka/Aryān.
Literasi teks kata Çãkyã tertera di "relief dasar Borobudur", kini tidak dapat dilihat karena ditutup ...bukan karena alasan teknis mau runtuh ... dan setelahnya di publikasikan kononnya ada relief "Porno" ...
Çaka adalah kaum leluhur Nusantara, tertulis pada relief dasar Vhwãnã Çakã Phãlã/Borobudur dengan teks literasi kata Māhéçãkyã, Bangsa Çãkyã/ Şàkyà/Schytia/Saka, Aryān yang Agung.
Kaum "Çaka" sudah ada lebih dahulu jauh dari 78 M dari saat menaklukan Raja "Salivahana" India. Angka tahun 78 M ini yang disalah tafsirkan untuk kiraan menghitung awal tahun Saka di Prasasti.
Berbagai praktik budaya baru seperti ritual pengorbanan yang semuanya membentuk dasar budaya "Hindu/Veda" awal, dasarnya adalah Ajaran leluhur kita "Dharmic" adalah Dharma/Dhamma/Dhamo terekam pada literasi kata "Kųsãlädhãrmãbæjănā" di figura dasar relief Borobudur.
... "Vhwănā Çhaķâ Phalā" kini terpublikasi bernama Borobudur ... Ada 160 panel pada relief dasar Borobudur yang kini tidak di expose bahasa dan ajaran yang mendasarinya asli ajaran leluhur kita ... bukan dari India. 
12 kata "Şvãrggã" bukan "Nirvana/ Nibana" dan kata yang lainnya adalah "Kųsãlädhãrmãbæjănā" dan "Mãhéçãkhya" ini membuktikan bahwa di tanah inilah ajaran "Dharma Original" berawal dan berasal kini tersimpan sempurna di Bali, di masa lalu dibawa leluhur kita kaum "Çaka/Saka/Çakyā/Aryā keluar dari Nusantara Indonesia.
Raffles menamakan bangunan megah ini dengan nama BOREBUDUR dengan anggapan di dekat situs ada desa "Bore". Faktanya tidak ada desa yang namanya Bore.
Budur : bahasa Jawa diartikan "Purba".
Budur/ : dalam bahasa Jawa Bidur itu artinya "Bisul".
Johannes Gijsbertus Casparis, Filolog Belanda menulis dalam disertasinya 1954 memperkirakan pembangunannya sekitar tahun 824 M ... ini "Perkiraan" bukan hasil kesimpulan berdasar penelitian ilmiah akademis atau hasil ilmiah teknologi "carbon dating".
Kitab-kitab yang katanya mendasari rekabentuk bangunan ini adalah "Shilpa Shastra" dan "Vastu Sastra" dari India ...
Faktanya, semua kitab-kitab itu baru hanya ada pada Abad Ke-5 M, sedangkan bangunan megah ini sudah ada sebelumnya.
Relief dasar nya yang "Tidak di expose" terpublikasi dengan penamaan "Karmawibhangga" ini menggunakan tafsir dari naskah "Mahakarma wibhangga" namun tidak sepenuhnya mengikuti naskah itu. [Bernet Kempers 1970 : 151 & 1976]
Borobudur, terpublikasi berdasar "Mahayana" India ... benarkah ...?
Ketika "Bhikkhu Ashin Jinarakkhita" mencetuskan ide mengadakan upacara "Tri Suci Waisak" secara nasional di Borobudur pada 22 Mei 1953 ... mulai saat inilah "Terpublikasi" Borobudur berdasar "Mahayana"...
Seorang Bhikuni juga akademisi Thailand menyimpulkan hanya 50% yang "Berkesesuaian" dengan biografi YM Sidharta Gautama dan selebihnya dia tidak faham ...
Di Nusantara pada Abad Ke-4 M sampai dengan Abad Ke-7 M, tidak tercatat misionaris India datang ke Nusantara ... "Peziarah Tiongkok"
yang datang ke Nusantara adalah untuk "Belajar" dan mencatat ajaran "Dharmic Original" yang telah ada lama di Nusantara, bukan membawa ajaran dari negrinya untuk di sebarkan ke Nusantara ... Palembang bukan pusat ajaran Buddhis.
Peziarah Tiongkok yang datang ke Nusantara untuk Belajar dan mencatat ajaran dari Nusantara, yang dibawa ke negrinya :
~ Fa-Huan 337 - 422 M Catatan perjalan di terjemahkan dan diberi catatan oleh Corean recension dari teks bahasa Mandarin oleh James Legge. Yang di lihat oleh
Fa-Huan bangunan dengan "Patung" di dalamnya di samping pohon besar adalah situs "Mendut".
~ Pada tahun 399-414 M Fa-Huan dalam perjalanan di Svarnadvipa mencatat ... mengikuti sungai Po-Nai (adalah sungai Pana'i, Kampar) ... di tempat di mana para pelajar pernah tinggal di situ dan melakukan gerakan ... "berjalan  berputar"... mengelilingi "Tope"/Stupa juga 4 guru duduk di 4 sudut, di tempat ini "Menara"...telah didirikan ... (Pradaksina/Prasawiya/Tawaf di  "Muara Takus").
~ Sung Yun 518-521 M mencatat adanya kekuasaan yang disebut nya "Śaka kṣatrapas" dari indentifikasi koin diduga telah ada sekitar tahun 225 M dengan  gambar "Tope" atau stupa Muara Takus.
~ Pada tahun 602-664 M, Hieun-Tsang, mencatat apa yang di lihat nya di Svarnadvipa ... di samping nya ada stupa yang dibangun oleh rāja, sekitar 200 kaki tingginya ...di dekat ini ada tanda di mana Tathāgata berjalan ke sana
kemari.
~ Hui Ning 664 M- 667 M melakukan perjalanannya selama 3 tahun di pulau Jawa untuk menterjemah kan sebuah sutra, tentang pemahaman "Kehidupan setelah
kematian" di Nusantara ini bernama "Svarggā".
Penterjemahan di bantu seorang pakar Jawa yang bernama Jñânabhadra ("Svarggā" bukan "Nirvana").
~ I -Tsing/Yi-Jing, tahun 671-695 M Pengelana Tiongkok yang datang ke Nusantara 3 kali berangkat dari Guangzhou berlayar 20 hari selama 10 tahun di Sriwijaya 685-695 M. Ia tinggal selama 6 bulan di Sriwijaya, 2 bulan di Malayu untuk belajar.
~ Di Svarnadvipa Nusantara pada masa yang lebih tua lagi ... jauh sebelum zaman Veda 6500 SM telah ada ajaran yang dianut yaitu "Dharma"... ajaran asli Nusantara kaum Saka nenek moyang kita, di sinilah sumber awal ajaran "Dharmic Original"... kemudian pada era setelahnya tercatat para tokoh pelopornya :
~ Sanjaya;
~ Sariputra;
~ Dharmadasa 700-620 SM;
~ Dharmapala 670-580 SM;
~ Svarnadvipa Dharmakirti 610 SM - 520 SM;
~ Kumarila Bhatta I 618-540 SM;
~ Adi Sankara 569-537 SM;
~ Çhri Janaýasã abad 6 Masehi.
Mereka itu Putra Nusantara pelopor "Dharmic Original" yang Landmark di "Muotakui" kini terpublikasi "Muara Takus" adalah pusat peradaban maju sebelum 78 Masehi yang membangun situs situs di Nusantara juga Nalanda di Bihar, India di kemudian hari bernama Srivijaya dengan tokohnya Syailendra.
Jadi, BENAR Hindu/Buddha berasal dari India dan TIDAK BENAR situs situs di Nusantara Indonesia berdasar Hindu/Buddha dari India ... "Ajaran" yang tersimpan sempurna pada Budaya Bali dan tergambar di situs situs itulah "Ajaran" yang mendasari lahirnya Hindu, Buddha dan Jaina yang dibawa oleh kaum "Çaka/
Saka/Çakyā/Aryā leluhur kita keluar dari Nusantara & Indonesia.
All the sites as well as the original teachings in the Nusantara are not based on one of the 2 Indian religions Hindu/Buddha, but what is still being depicted on the
Borobudur site is also recorded in Bali, is what underlies the growth of the 3 religions there ... The basic philosophy of "Dharmic Original" is the teachings of the ancestors of the ancient Indonesian Archipelago which colored India ...
Not the reverse.

INDONËSIARYĀ
By : Santo Saba
eBook pdf : WA +62813 2132 9787
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
CANDI BOROBUDUR :
(The Final Chapter)
~~~~~~~~~~~~~~
Link :
...
Copy and paste: 28 Oktober 2021 / 21 Rabiulawal 1443H: 4.59 am

No comments: