Is It True That Majapahit Dominates The Archipelago?

By Arif Saja

Sejarah Dunia dan Nusantara (SDN) Official

Majapahit Kingdom is an empire centered in East Java, Indonesia, which once stood around 1293 to 1500 AD. The kingdom reached the peak of its glory as an imperialism that dominated vast areas of the Peninsula during the reign of Hayam Wuruk, which ruled from 1350 to 1389.

The Majapahit Empire was the last Hindu-Buddhist-like empire that supposedly ruled the Peninsula and is considered to be the largest empire in the history of Indonesia. According to Negarakertagama, its power spreads from Java, Sumatra, Peninsular Malaya, Kalimantan, to eastern Indonesia, although its territory is still being disputed.

Misunderstanding about Majapahit dominates the whole Nusantara, due to the founding fathers of Indonesia, especially Muh. Yamin, are looking for a formula to create one unity Indonesia (nation building). At that time Indonesia was still surrounded in tribal spirit with the presence of Jong Java, Jong Celebes, and Jong Sumatera. That's why it is mentioned that the concept of Nusantara that existed in the era of Singhasari under the name Dipantara and was strengthened in the era of Majapahit.

The base is because of the famous Patih Gajah Mada oath. In fact, the origin of the oath is the book of Pararaton in which there are also many fairy tales, such as Ken Arok can fly and others. In reading Pararaton one should also be careful because Pararaton is very instanacentric and confuses facts with myths. Muh. Yamin once wrote a book titled Elephant of Mada, Hero of the United Archipelago that was first published in 1945 and has been reprinted a dozen times. The book shows the heroism of Gajah Mada as the Patriarch of Majapahit Kingdom.

In the book Yamin describes the figure of Elephant Mada like Bima, a visual figure in the Mahabharata who is considered to be the most powerful. Her face is round fat, her cheeks are swollen, and her lips are round. This is because Yamin imagined the image of Elephant Mada from a piggy bank in Trowulan, which in front of it has a face and it just happens to be similar to Yamin and then because of a little narcissist, he later assumed the piggy bank's face to be a figure of Elephant of Mada.

In the book, Yamin also attached a map of the Indonesian region "stretching from Sabang to Merauke, from Timor to Talaud" with the title "Nusantara Region in the Kingdom of Madjapahit". About the idea map of this association, by historians has been interpreted as Majapahit region, until it seems there was a conquest. It's wrong and it should be fixed.

Evidence that suggests that Majapahit did not control the Archipelago is that no Prasasti evidence found which mentions the word Wilwatikta / Majapahit outside Java-Bali. Then only the Negarakertagama books and Pararton notes. It should be known that the Kitab Negarakertagama is the order book from Hayam wuruk and Pararaton itself was cut several hundred years after Majapahit collapsed. This states that the level of validity of the data is less accurate because it is mixed with myths and legends.

Still lacking ? Let's see the title name of Adityawarman who used to intern at Majahapit. When he returned to Sumatra and served as king, his abhisek title was Maharajadiraja Srīmat Srī Udayādityawarma Pratāpaparākrama Rājendra Maulimāli Warmadewa. It is written here Maharajadiraja which when interpreted as the highest King of all kings, if the Majapahit is indeed dominating the Peninsula then the Dharmasraya territory is also included in the Majapahite territory, but the title of the king himself can be interpreted as Dharmasrayan is a country that has the highest king and there is no one higher.

Further proof is that the remains of Majapahit government are mostly in the state. Well, when a government with a wide cover of power must have left a trail. Same goes with Majapahit Kingdom. Stayed up late as the Ruler of the Archipelago, Majapahit only has remains that are mostly in Java. Name a few of them are Sukuh and Cetho Temples in Karanganyar Central Java, Candi Pari, Jabung, Gapura Wringin Lawang which are in East Java. Where is the monumental evidence of Majapahit that the so-called Great Kingdom of the Archipelago rulers.

It can be concluded that relations with other countries are more than relations of friendship (partnership). It's not reflected that Nusantara territories and other governments in South East Asia like, Syanka, Ayodhyapura, Dharmmanagari, Marutma, Rajapura, Singha-nagari, Champa and Cambodia are territories of power or Majapahit colony.

Majapahit is actually a kingdom composed of unity of countries or provinces. Under a Majapahit king, there are a number of rulers who ruled each of the states as paduka bhattara who are usually relatives of the king.

The number of countries that are in Majapahit environment is not always the same. For example, based on the Waringinpitu Inscriptions (1447), during the rule of Dyah Kertawijaya, there were at least 14 regional countries.

The number of countries mentioned in the alphabet depends on how many kings relatives have positions as rulers. In the script, the padukas bhattara are commonly referred to as high officials accompanying the king's orders. Based on the Waringinpitu Inscriptions, the Trawulan III Inscriptions, and Nagarakrtagama, since the golden age of Majapahit, there have been 21 states that are part of Majapahits. The 21st of the countries are among others Daha, Jagaraga, Kahuripan, Tanjungpura, Pajang, Kembangjenar, Wengker, Kabalan, Tumapel, Singhapura, Matahun, Wirabhumi, Keling, Kalingapura, Pandansalas, Paguhan, Pamotan, Mataram, Lasem, Development, and Pawawanawawan.

Source :

• Al-Fayyadl, Muhammad, & Muljana, Congratulations, (2005), Towards the Peak of Magnificence: History of Majapahit Kingdom, Yogyakarta: LKIS,
• C. C. Mountain. The realm of the five-fold Buddha (Treatments of the Royal Dutch Academy of Sciences, Department of Literature, vol. 69 no. 1) Amsterdam: N.V. North Holland Publishers Society, 1962; cited in M.C. Ricklefs, A History of Modern Indonesia Since c. 1300, 2nd ed. Stanford: Stanford University Press, 1993, pages 18 and 311
• Mangkudimedja, R.M., (1979), Pararaton Fiber. Changing the alphabet and changing the language of Hardjana HP. Jakarta, P and K Department, Indonesian and Regional Literature Book Publishing Project.
• Muljana, Congratulations, (2006), Interpretation of the History of Nagarakretagama, Yogyakarta: LKIS
• My son, Muhammad. Mada Elephant, Heroes of the Archipelago Union. Jakarta: The Library.

Copy and paste

26 May 2024 > 18 Zulkaedah 1445H: 9.02 p.m

2024 - KG.SEMIN, LUBOK CHINA, N.SEMBILAN

Pada 18 Mei 2024 saya bersama isteri bersama Kakak dan Abang Ipar saya telah ke Kg.Semin, Lubok China, N.Sembilan untuk menziarahi pusara arwah Abang Sulong kami yang meninggal dunia pada 24 April 2024 yang lalu. 

Jarak Lubok China dari Kuala Lumpur adalah 111 km dan mengambil masa perjalanan lebih kurang 1 jam 28 minit. 

Kami telah singgah untuk bersarapan pagi di Hentian Rehat Nilai, Negeri Sembilan. 

KG.SEMIN

LUBOK CHINA, N.S

Selesai sarapan kami meneruskan perjalanan ke Lubok China, Negeri Sembilan. Lubok China adalah sebuah daerah yang bersempadan antara Melaka dan Negeri Sembilan. Oleh kerana itu terdapat Lubok China di Melaka dan Lubok China di Negeri Sembilan. 

Kg. Semin terletak disebelah Negeri Sembilan adalah kampung halaman Kakak Ipar saya (isteri arwah Abang Sulong saya) dan juga kampung asal isteri saya. 

Tiba di Kampung Semin kami terus ke pusara arwah Abang Sulong kami, Allahyarham Norajelan Bin Maamor yang telah kembali ke Rahmatullah pada 28 April 2024 yang lalu. 

Pusara Allahyarham Norajelan B Maamor (Abang Sulong saya)

Isteri saya turut membaca doa di pusara Bapa Saudaranya Allahyarham Abd Rahman bin Jali (adik kepada ibunya)

Selesai baca Yasin dan doa arwah kami singgah di rumah Ibu Kakak Ipar kami  yang terletak tidak jauh dari Tanah Perkuburan Kg.Semin. 

Sebelum pulang ke Kuala Lumpur, kami singgah di Seremban 2 untuk mengunjungi Kakak Ipar kami di sana. 

Oleh:

Hj Zulheimy Maamor

Lembah Keramat, K.L

24 June 2024: 17 Zulhijjah 1445H: 6.44 p.m

KENAPA MASJIDIL HARAM DINAMAKAN HARAM?

Posted by:

Mohd Faridzul Yop

Kembara Sahabat Haramain

20 Ogos 2020

Assalamualaikum w.b.t

Semoga sahabat sekalian sentiasa berada dalam keredhaan Allah S.W.T…

Kenapa masjidil haram dinamakan haram? Masjidil Haram merupakan sebuah masjid terbesar dimana terdapat kaabah di Kota Mekah yang merupakan tujuan utama dalam ibadah haji.

Masjid ini dibangun mengelilingi kaabah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah solat.Allah sw.t menjadikan hukum Tanah Haram sama dengan Makkah sebagai memuliakannya.Tanah Haram ini telah diharamkan oleh Allah s.w.t semenjak dijadikan bumi sehingga hari kiamat.

Antara sebab masjid haram dinamakan haram kerana:

1. Haram dimasuki orang kafir.

Allah Ta’ala berfirman dalam surah:

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini (iaitu tahun penaklukan kota Mekkah)” (At-Taubah :28)

At-Thabari rahimahullah menafsirkan,

“Janganlah kalian biarkan mereka (orang kafir) mendekati masjidil haram dengan masuk ke kota Mekkah. Maka perhatikanlah larangan kepada mereka memasuki kota Mekkah kerana jika mereka masuk, mereka akan mendekati Masjidil Haram.” (Tafsir At-Thabari 19/141, Muassasah Ar-Risalah, Syamilah)

2. Batas tanah haram

Batas tanah haram yang berlaku semua ketentuan tentang tanah haram itu adalah batas miqat makani sebagaimana yang berlaku buat Jemaah haji. Maka para batas miqat itulah seorang non-muslim tidak boleh masuk lagi ke dalamnya.

3. Ketentuan terkait dengan Wilayah Al-Haram

Selain tidak boleh dimasukki oleh non-muslim, tanah haram di Makkah juga memiliki ketentuan-ketentuan lainnya. Antara lain adalah:

Solat Pahalanya 100 000 kali ganda.

Dari Jabir Radhilallahu’anhu sesungguhnya Rasulullah S.A.W bersabda :“Solat di masjidku lebih utama beribu kali (dibandingkan) dengan solat selainnya kecuali di Masjidil Haram. Solat di Masjidilharam lebih utama seratus ribu dibandingkan solat di dalamnya. (HR Ahmad dan Ibnu Majah). Tidak ada larangan untuk melakukan solat pada waktu-waktu tertentu.

Dari Jubair bin Muth’im bahawasanya Rasulullah S.A.W bersabda:“Wahai Bani Abdi Manaf, janganlah kalian melarang seorangpun yang akan tawaf mengelilingi tujuh kali sekitar kaabah dan seorang yang akan menunaikan solat pada waktu malam atau siang”(HR Abu Daud dan Nasa’I, dan Tirmidzi dan Ibu Majah dan di shahihkan Al-Albani)

4. Haram membawa senjata

Di Tanah Haram Makkah, haram hukumnya membawa senjata. Sebagaimana Sabda Rasulullah S.A.W.Dari Jabir bin Abdillah radhiualluanhu, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah S.A.W bersabda :” Tidak diperbolehkan bagi kalian membawa senjata di Makkah”, (HR Muslim)

5. Haram menumpahkan darah (pembunuhan) dan mematahkan tumbuhan.

“….maka sejak itu (negeri Makkah) haram dengan keharaman hingga hari kiamat, duri-durinya tidak boleh dipatahkan, binatang buruannya tidak boleh diusir atau diganggu, barang yang jatuh di Makkah tidak boleh diambil kecuali intuk mencari (pemiliknya), tumbuh-tumbuhannya tidak boleh diteban…”

(HR Bukhari dan Muslim)

Kesimpulannya, tanah yang dimuliakan Allah s.w.t. menjadi satu asbab mengapa rukun haji itu wujud dan di wajibkan ke atas kita.Maka rugi bagi yang tidak dapat hadir ke Tanah Haram padahal dia mampu.Moga kefahaman ini memberi dorongan kepada kita berazam untuk kesana.

Copy and paste:

14.5.2024 > 5 Zulkaedah 1445H: 2.11 p.m

KISAH PAK CIK M

Posted by Norajelan Maamor

22 January 2024 

**Nota

Posting ini adalah dari arwah Abang Sulong saya Allahyarham Norajelan Maamor beberapa bulan sebelum dia pergi meninggalkan kami....apa yang diceritakan adalah kisah benar dan saya pun kenal Pak Cik M ini... bukanlah tujuan nak mempersendakan Pakcik M.... kerana Pakcik M ini memang kelakar orangnya,,, kami sekeluarga mesra dengannya....

Al Fatihah buat abang ku Norajelan Maamor....dan tak lupa juga arwah Pak Cik M..

Berikut adalah koleksi kisah kisah lucu yang pernah di ceritakan kepada saya olih Arwah Ibu. Kisah seorang sahabat arwah Ayah yang saya hanya panggil Pakcik M. Dia seorang baik hati namun lurus.

Pakcik M bertugas sebagai seorang Pemungut Hutang atau dalam bahasa Inggeris nya Bill Collector bagi sebuah syarikat sewa beli.

Satu hari dia pergi kutip hutang dengan menaiki Kapcai lama nya ke sebuah pangsapuri 16 tingkat. Pemiutang tersebut duduk di tingkat 16 , tingkat yang teratas sekali.

Sebaik sahaja sampai di sana, dia pun parkir motor kapcai nya dan membawa sebuah beg mengandungi buku hutang dan resit nya sekali. Tidak ketinggalan topi keledar juga.

Alangkah malang nya sampai sahaja di lobi lif berlaku pula gangguan letrik menyebabkan kesemua lif tidak berfungsi.

Apa lagi maka terpaksa lah Pakcik M ini menggunakan tangga sampai lah ke tingkat 16. Terasa lah kembang lubang hidung kata nya.

Namun rezeki Pakcik M baik pula kerana si Pemiutang memang ada di rumah. Zaman dahulu tak semua rumah ada talipon , jadi nak buat temujanji memang masaalah besar, tak saperti hari ini.

Maka dia dapatlah apa yang di kehendaki , ia itu bayaran bulanan dan dapat pula jamah sedikit jamuan dan air.

Setelah mengucapkan terima kasih dia pun segera turun melalui tangga untuk pulang kepejabat bagi buat serahan kutipan.

Sampai sahaja di bawah , dia berjalan ke motor kapcai nya, dan sebelum menghidupkan enjin nya, dia sempat menoleh ke atas lalu berkata :

' Huh...cukup lah sekali ni , tak kan adalah aku nak naik ke atas lagi. Seksa sungguh..ooooiii.'

Lalu dengan tidak membuang masa naik kapcai nya dan ketika hendak menghidupkan motor nya baru di tersedar bahawa topi keledar nya tiada bersama nya.

" Alamaaaakkkkk......tertinggal kat atas pulak. Adoooiiii '

Aduhai kesian Pakcik M.

Insyaa allah esok kita sambung kisah Pakcik M selanjut nya. Jangan kemana mana ....aaaaa.

Copy and paste:

13.5.2024 > 4 Zulkaedah 1445H:3.52 p.m

HARI INI DALAM SEJARAH : 13 MEI, 1969

OLEH HJ ZULHEIMY MAAMOR

13 MAY 2024

Bila tengok kalender hari ini bertarikh 13 Mei.... tiba-tiba terperasan dan teringat tarikh ini "13 MAY 1969"

Dimana kalian masa tu?

Ada yang masih belum wujud

Ada yang masih kecil... paling sedih ada yang kehilangan ahli keluarga pada tarikh itu.....

Saya?

Ketika itu berada di darjah 2 di SRJK (Inggeris) Gombak, Kuala Lumpur (sebelum dipisahkan menjadi Gombak 1 dan Gombak 2)...

Ketika itu saya dan keluarga menetap di Jalan Sekolah, Gombak, Kuala Lumpur, berdekatan dengan Taman Ibu Kota. Kalau sekarang rumah saya tinggal tu tak jauh dari Pasaraya Ong Tai Kim di Danau Kota (dulu adalah Lee Rubber)....

Jarak sekolah dengan rumah saya tinggal ketika itu hanya 300 m sahaja....

Saya masih ingat lagi pada petang 13 Mei 1969, ketika itu saya berada di Sekolah.... saya ketika itu duduk berhampiran pintu kelas.... dari tempat duduk saya tiba-tiba saya lihat ramai orang yang saya pasti adalah ibubapa murid-murid datang berhimpun.... dan saya juga ternampak ibu saya ada dikalangan orang ramai ketika itu... (ayah saya ketika itu bertugas luar di Melaka)..

Tiba-tiba Abang Mat Zain (peon sekolah) datang ke kelas dan berkata sesuatu kepada guru yang mengajar kami ketika itu....

Guru kemudian mengarahkan kami supaya mengemas buku dan barang-barang dan turun ke bawah berjumpa ibu bapa masing-masing yang sedang menunggu di bawah.....

Saya pun terus turun dan mendapatkan ibu saya yang sedia menunggu dan bertanya kenapa?

Ibu saya tak bercakap banyak dan terus menarik tangan saya dan memimpin saya pulang ke rumah kami yang tidak jauh dari Sekolah.

Semasa dalam perjalanan ke rumah saya ternampak sekumpuan manusia (lelaki) berpakaian hitam seperti pakaian silat sedang berkumpul di sebuah rumah... ada yang berselendang kuning, merah dan lain-lain... saya tanya ibu ada apa mereka berkumpul itu....ibu kata ada pertandingan silat kot....

Sampai saja dirumah... adik beradik yang semua dah ada ... wajah masing-masing macam dalam ketakutan.... ibu terus mengunci pintu dan tingkap rumah dan kami berkumpul di ruang tamu....

Akhirnya ibu beritahu ada pergaduhan besar sedang berlaku di Kuala Lumpur dan semua orang diarah duduk di rumah masing-masing....curfew telah di isytiharkan malam itu.....

Saya lihat ibu tak habis habis berdoa agar ayah kami yang ketika itu dalam perjalanan pulang dari Melaka agar tidak ditimpa sebarang musibah .....

Malam itu saya lihat suasana cukup sunyi...sekali sekala meninjau di tingkap dan ternampak diluar ada orang-orang kampung sedang berkawal... masing bersenjata parang, buluh runcing dan lain-lain untuk mengawal agar tidak ada yang mencerobohi kampung kami....

Kawasan rumah saya ketika itu adalah di daerah Gombak yang majoritinya adalah Melayu.... jadi adalah rasa sedikit selamat... cuma agak risau sikit adalah kerana sebelah saja dari kawasan kami ini adalah kawasan Setapak (dri Lee Rubber ke Setapak) yang majoriti adalah Cina.... namun syukur Alhamdulillah tidak ada apa-apa yang buruk berlaku di persekitaran kami tinggal ini kerana sebenarnya kami telah hidup harmoni bersama jiran-jiran kami kaum Cina di kawasan ini.... kedai runcit yang sering saya kunjungi adalah kedai Cina (Taukeh Ong Tai Kim Sekarang)....Ah Hock yang jual ikan dan sayur setiap pagi di rumah kami ....kawan-kawan sekolah saya saya dari pelbagai kaum .....

Cuma yang berlaku agak panas hanyalah di sekitar bandar Kuala Lumpur... ditempat kami tenang seperti biasa...

Setelah keadaan agar reda beberapa minggu kemudian....kami kembali semula ke sekolah seperti biasa... masih bermain bersama-sama rakan Cina dan India di Sekolah seolah-olah tidak apa yang berlaku sebelum ini.... saya pun masih ke kedai Ong beli barang keperluan dan Ah Hock seperti biasa tetap datang ke rumah kami menjaja ikan dan sayur..dan kami sedikit pun tidak ada rasa benci melihat Ah Hock, kami tetap mesra seperti dulu....

Yang menimbulkan kebencian antara kaum ini adalah golongan pentaksub politik sama seperti sekarang juga....

Sedang kami tetap mesra bercampur gaul antara satu sama lain...sama seperti sekarang ini.....

Hj Zulheimy Maamor

Lembah Keramat, K.L

13 Mei 2024 : 3.35 p.m

Bagaimana Afonso de Abuquerque terselamat setelah kapal Flor de La Mar terpecah dua dalam pelayaran balik ke Cochin

Oleh : Nizam Ali

PERISTIWA N' SEJARAH : 5.5.2024

Nota: sedutan daripada buku Portuguese Documents on Malacca From 1509 - 1511 yang disusun dan diterjemahkan oleh M.J. Pintado dari bahasa Portugis ke bahasa Inggeris.

Setelah sampai musim monsun timur laut di hujung tahun maka Afonso bersiap untuk kembali ke India di mana beliau adalah Gabenor Goa sebelum mengetuai angkatan Portugis menawan Melaka. Beliau mengarahkan untuk disiapkan 3 buah kapal dan sebuah jong. Sementara itu beliau telah menyiapkan pasukan pentadbirannya yang akan mentadbir Melaka tetapi masih berada di bawah penguasaan Gabenor Goa.

Orang penting dan berpendidikan tinggi serta mempunyai kepakaran dalam pasukan Afonso iaitu Ruy de Brito Patalim diberikan tugas sebagai kapten untuk menjaga kubu atau kota yang telah dibina. Ruy de Arauju, seorang kapten semasa Diogo Lopes Sequeire yang ditahan di penjara Melaka dan pemberi maklumat utama tentang Melaka sebelum Afonso de Albuquerque menyerang Melaka diberikan tugas sebagai ketua hakim dan bertanggungjawab terhadap kutipan cukai.

Dilantik 2 orang Bendahara, seorang Portugis dan seorang lagi ialah Nina Chatu, seorang pedagang dari Kalinga, timur India tetapi mempunyai kedudukan tinggi di Melaka. Beliaulah yang telah menyeludup surat dari Ruy de Aruaju dari penjara di Melaka untuk diberikan kepada Afonso de Albuquerque di India. Semasa suasana tegang berdialog dan perhubungan antara pihak istana Melaka dan Portugis, Nina Chatu sekali lagi menjadi orang perantaraan antara Ruy de Arauju dengan Afonso de Albuquerque. Akhirnya dalam keadaan kelam-kabut yang memang direncanakan oleh Portugis, Ruy de Arauju dan lain-lain tahanan Portugis di Melaka dapat dibebaskan. Maka selepas penawanan Melaka, Nina Chatu telah diberi jawatan Bendahara sebagai penghargaan terhadap jasanya.

Ramai yang menyebut Portugis bukan pun memerintah negeri Melaka sepenuhya tetapi hanya dalam kota Melaka saja dan sebab itulah kerajaan kesultanan Melaka tidak runtuh, cuma berpindah sahaja. Sebenarnya pendapat ini tidak benar kerana Sultan Mahmud Shah telah hilang kuasa dalam memerintah maka fungsi berkerajaan telah terbubar setelah istana yang melambangkan kuasa berkerajaan ditawan oleh Portugis, Yang masih ada hanya kesetiaan setengah tanah jajahan Melaka yang membantu Sultan untuk cuba melawan Portugis kemudiannya.

Dengan penyediaan individu dalam pentadbiran baru oleh Portugis yang merangkumi pertahanan darat dan laut, urusan pentadbiran dijalankan oleh dua orang Bendahara. Dilengkapi dengan sistem perundangan baru dan adanya ketua hakim serta yang terpenting ialah dilantik ketua yang bertanggungjawab terhadap pungutan cukai. Secara asasnya kesemua sistem pentadbiran baru adalah untuk sebuah negeri dan bukannya Portugis berkubu di dalam kota Melaka sahaja.

Bilangan tentera Portugis ialah 800 orang dan 200 orang Malabari dari India yang datang menyerang Melaka. Setelah Melaka ditawan, 300 orang ditugaskan untuk menjaga kota Melaka dan 200 orang berada dalam angkatan laut di atas kapal. Seramai 120 lagi yang bersama kapal kapal kendalian Duarte de Abreu juga kekal di Melaka.

Mereka belayar meninggalkan Melaka pada 1 Disember 1511, Afonso de Albuquerque telah mengetuai kapal Flor de la Mar bersama dengan 100 orang Portugis, tidak termasuk mereka yang cedera dan sakit serta orang-orang tempatan. Kapal Trindade pula dikendalikan oleh Pero de Alpoim manakala Dom Joao de Lima mengendalikan kapal Enxobregas. Sebuah jong yang besar di mana banyak harta rampasan berbentuk serpihan yang tidak mempunyai nilai tinggi diisikan ke dalam jong ini. Ia dikendalikan oleh Simon de Andrade.

Antara barang berharga yang dibawa dalam kapal Flor de la Mar ialah sebuah kerusi yang dihadiahkan oleh para pedagang kepada Sultan Melaka dan digunakan oleh permaisuri Sultan Melaka ketika santapan. Ia ditatah dengan permata dan dinilaikan 3,000 cruzados, mata wang Portugis pada masa itu.

Juga terdapat 4 ekor singa yang diperbuat daripada emas dengan keadaan duduk dan kosong di dalamnya. Ia digunakan untuk meletakkan pewangian. Mata, lidah, gigi dan kuku singa diperbuat daripada batu yang diukir rapi. Empat ekor singa ini bernilai 200,000 cruzados.

Berdasarkan tradisi ketika itu kemungkinan ia tempat pembakaran pewangian kayu gaharu yang merupakan barang dagangan yang digemari di pelabuhan Melaka.

Berkenaan dengan barang-barang perhiasan emas, duit emas dan perak tidak banyak yang dinyatakan dalam catatan Portugis. Ini berkemungkinan besar Sultan Mahmud Shah dan orang-orangnya sempat membawa keluar sebahagian besar harta terutamanya emas-emas dan alat kebesaran diraja sebelum berundur. Ini sudah tentu menjadi keutamaan apabila kerajaan telah ditawan musuh. Ia sama juga apabila kita ditimpa musibah banjir atau kebakaran akan terlebih dahulu menyelamatkan harta-benda sebanyak yang mungkin.

Setelah meninggalkan Melaka, mereka menyusuri pantai Pedir yang terletak di barat laut Sumatera yang berhadapan dengan Lautan Hindi. Apabila kapal Flor de La Mar menghampiri suatu tempat yang dinamakan Ponta de Timia atau Tanjung Timia, penghujung utara pulau Sumatera kapal ini telah dibadai ribut taufan pada waktu malam.

Disebabkan ribut yang kuat maka Afonso de Albuquerque telah mengarahkan sauh diturunkan dan tidak meneruskan pelayaran. Setelah alat mengepam air juga tidak mampu untuk menimba air yang banyak dari kapal dan keadaan kapal yang semakin nak tenggelam, beliau mengarahkan untuk dibina rakit bagi menyelamatkan diri.

Apabila rakit yang diikat pada tiang sauh berlaga dengan kapal dan menyebabkan kerosakan pada rakit dan juga kepada kapal maka Afonso telah mengarahkan agar rakit dilepaskan dari kapal.

Sebaik saja rakit mahu dipisahkan dari kapal, orang-orang tempatan yang dibawa bersama telah berebut-rebut untuk melompat menaiki rakit maka berlakulah pergelutan dengan orang-orang Portugis. Akhirnya hanya orang-orang Portugis yang sihat sahaja dibawa ke atas rakit, selainnya terkorban bersama kapal yang dikatakan terpecah dua.

Dalam kepekatan malam dan ribut taufan itu akhirnya rakit berjaya bergerak ke arah daratan dan menurunkan sauhnya serta mereka dapat menyelamatkan diri menanti sehingga ke hari siang.

Pada keesokkan harinya sebuah lagi kapal yang berada di belakang kapal Afonso de Albuquerque yang dikemudikan oleh Pero de Alpoim mendapati kayu papan dari kapal pecah berselerakan terapung di laut namun tidak menjumpai kapal Afonso de Albuquerque.

Kapal Pero de Alpoim yang menyusuri pantai dan akhirnya menjumpai rakit yang dinaiki oleh Afonso de Albuquerque. Kemudiannya dia telah menghantar bot penyelamat yang berulang-kali membawa kesemua orang-orang Portugis ini ke kapalnya.

Sebuah lagi kapal yang dikemudikan oleh Dom Joap de Lima sebenarnya berada di hadapan Flor de La Mar dan terselamat daripada ribut taufan. Beliau sebenarnya tidak pun mengetahui kejadian ribut taufan itu yang berlaku ke atas kapal Afonso de Albuquerque.

Kemudiannya beliau memperlahan kapal agar kapal Afonso dapat mengejar kapalnya yang pada sangkaannya kapal Afonso jauh tertinggal di belakang.

Setelah lebih 10 hari kemudiannya barulah kapal yang dikemudikan oleh Dom Joap de Lima berjumpa dengan kapal Pero de Alpoim di mana ia membawa Afonso de Albuquerque. Kedua-dua kapal ini belayar seiring dan sampai ke Cochin, India pada awal Januari 1512 yakni pelayaran yang memakan masa selama sebulan.

Sebuah jong yang dikemudikan oleh Simon de Andrade dengan 120 orang yang kebanyakannya adalah terdiri daripada pelaut tempatan dengan 60 orang keturunan Jawa termasuk isteri serta anak-anak mereka juga selamat sampai lebih kurang 20 hari selepas ketibaan Afonso de Albuquerque di Cochin. Orang-orang tempatan ini sebenarnya adalah tawanan Portugis yang bakal dibawa ke Portugal untuk diserahkan kepada Ratu Dona Maria dan Raja Portugis.

Afonso de Albuquerque kemudiannya telah menulis secara peribadi kepada Jorge Barelho, seorang kapten kapal yang akan belayar ke Melaka dengan meminta dia ke tempat kapalnya yang karam dahulu dan menyuruh penduduk tempatan yang menyelam mutiara untuk cuba mencari singa emas yang hilang.

Bolehlah disimpulkan bahawa tempat karamnya kapal Flor de La Mar adalah berhampiran benar dengan gugusan kepulauan Nicobar di mana aktiviti menyelam mutiara adalah sumber utama penduduk tempatan.

Dengan itu mengesahkan juga pendapat yang mengatakan Flor de La Mar juga karam disebabkan terlanggar terumbu karang atau beting pasir di kawasan cetek akibat dipukul ribut taufan yang menyebabkannya terbelah dua.

Dalam buku Portuguese Documents on Malacca from 1509 - 1511 juga memasukkan artikel yang ditulis oleh Joao de Barros yang hidup sezaman dengan Afonso de Albuquerque dan kemudiannya bertugas di Goa, India dalam perkhidmatan Portugis. Beliau banyak mengumpulkan catitan maklumat yang dibukukan dalam "Decadas da Asia".

Selama ini kita banyak bergantung kepada catatan Tom Pires dalam buku pelayarannya, Suma Oriental tentang tenggelamnya kapal Flor de La Mar yang menyebut emas yang terkubur di dasar laut. Namun buku ini tidak menceritakan dengan jelas tentang bagaimana pelayaran 4 buah kapal Portugis ini kembali ke Cochin, India.

Mengikut catatan tempatan pula bahawa harta karun milik kesultanan Melaka sempat dibawa keluar dan dikatakan telah ditanam di Pulau Nangka dipercayai tersimpan di dalam 84 peti di gua pulau berkenaan yang dianggarkan bernilai berbilion ringgit.

Pengurus Besar Perbadanan Muzium Melaka (PERZIM), Drs Mohd Nasruddin Rahman berkata, kesemua harta itu dipercayai milik kesultanan Melaka sebelum tahun 1511. Antara kandungan di dalam peti berkenaan adalah dipercayai syiling emas Jawa kuno, jongkong emas, mahkota, persalinan dan berlian yang masih belum dapat dikeluarkan dari ‘perut’ gua di pulau berkenaan sehingga ini. Namun adakah benar di tanam di situ atau di tempat lain masih menjadi misteri.

Beberapa tahun lepas kerajaan Indonesia dikatakan sedang berusaha untuk melakukan eksplorasi terhadap kapal Flor de La Mar yang membabitkan tiga pihak iaitu Indonesia, Malaysia dan Portugis. Bagaimanapun sehigga kini tidak diketahui statusnya.

Itupun kalau ia benar-benar berada dalam perairan Indonesia, tetapi jika ia dalam perairan Kepulauan Nicobar maka lainlah ceritanya. Kerana Afonso de Albuquerque pernah mengatakan tempat karam kapalnya ialah di mana terdapat penduduk tempatan yang menyelam mutiara. Maka dengan itu kemungkinan sekali dalam perairan Kepulauan Nicobar.

Jika benarpun ia tenggelam di situ adakah selama 500 tahun ini penduduk tempatan tidak berusaha mencari harta karun ini? Sedangkan mereka adalah penyelam yang hebat untuk mencari mutiara, sama seperti penduduk di kepulauan Maldives. Oleh itu pencarian harta karun ini dianggap sia-sia.

Ditulis oleh:

Megat Hisemudin Megat Kasim

Copy and paste:

5 May 2024 > 27 Syawal 1445H: 10.52 p.m

Jantung bengkak jejaskan enjin tubuh

SUMBER: BERITA HARIAN

14 DISEMBER 2022

Jantung umpama enjin dalam tubuh kita yang perlu dijaga dengan baik bagi meningkatkan kualiti hidup dan jangka hayat.

Kesihatan tubuh memberi impak yang besar kepada individu, lantas pencegahan awal dan penjagaan optimum adalah kunci untuk mengurangkan beban masalah jantung.

Antara masalah berkaitan adalah jantung bengkak atau nama lain, 'Cardiomyopathy' disebabkan pelbagai faktor yang lazimnya berlaku apabila otot, struktur dan fungsi jantung tidak dapat beraksi seperti biasa.

Setiap degupan jantung menggunakan aliran elektrik jantung untuk mengalirkan darah ke organ badan yang lain.

Apabila terdapat perubahan atau ketidakstabilan pada salah satu struktur jantung, maka mekanisme bahagian lain juga akan terjejas.

Punca jantung bengkak boleh diklasifikasikan kepada faktor genetik dan faktor yang diperoleh daripada persekitaran serta gaya hidup.

Pada peringkat awal, pesakit mungkin tidak mengalami apa-apa simptom jantung bengkak. Apa yang dirasai pesakit mungkin seperti sesak nafas ketika melakukan aktiviti fizikal.

Malah, prestasi harian seseorang itu boleh terjejas kerana jantung bengkak tidak dapat membekalkan tenaga, sebagaimana yang biasa diperlukan.

Kesan jantung bengkak

Mengulas lanjut berkaitannya, Pakar Perunding Perubatan Dalaman dan Pakar Kardiologi Klinikal UiTM Private Specialist Center (UPSC), Dr Huzairi Sani, berikutan jantung bengkak tidur malam individu juga akan terjejas apabila keadaan jantung semakin merosot.

Justeru, sebaiknya mereka memerlukan bantal belakang yang lebih tinggi (ortopnea) kerana sesak nafas mungkin berlaku ketika sedang nyenyak tidur (dispnea malaman paroksismal).

Malah, punca kaki bengkak juga berkaitan dengan kegagalan jantung yang bengkak.

"Oleh itu, seseorang perlu memahami simptom awal jantung bagi mendapatkan diagnosis dan rawatan yang optimum sebelum keadaan melarat.

"Terdapat juga simptom lain yang tidak khusus seperti hilang selera makan, perubahan berat badan, pengsan, kemurungan, berdebar, batuk serta bunyi wisel dalam pernafasan.

"Bagi mengenal pasti punca sebenar dan tahap bengkak pada jantung, terdapat beberapa ujian yang akan dijalankan bergantung pada pemeriksaan klinikal oleh doktor," katanya.

Jelasnya, ujian awal itu dilakukan untuk kebanyakan pesakit jantung ialah elektrokardiogram (ECG) yang mengesan perubahan ketebalan dinding jantung, kebarangkalian salur darah koronari tersumbat, sekatan pada ritma jantung atau ritma yang tidak teratur.

Ujian darah dapat memberitahu jumlah sel darah merah, jangkitan dalam badan, kandungan garam mineral, fungsi hati dan buah pinggang.

Paras gula dalam darah, kolesterol dan tiroid, antara faktor jantung bengkak. Ujian darah yang khusus bagi mengesan jantung bengkak ialah ujian peptida natriuretik jenis B (BNP) dapat membezakan sama ada simptom dialami oleh pesakit disebabkan oleh jantung atau organ lain.

Pengimejan menggunakan x-ray dan ekokardiografi dapat mengetahui saiz jantung dengan lebih tepat. Pemeriksaan tidak invasif ini selamat dilakukan untuk semua pesakit tidak mengira usia.

Ketepatan ujian ekokardiografi menyebabkan ujian ini dijalankan pada setiap pesakit yang mengalami keadaan jantung bengkak. Ekokardiogram dapat memberi maklumat mengenai kekuatan jantung mengepam darah, pergerakan otot dinding jantung, struktur injap serta saiz bilik jantung.

Pemeriksaan pengimejan jantung lain ialah tomografi berkomputer (CT) untuk jantung dan pengimejan resonans magnetik (MRI) untuk jantung.

Rawatan jantung bengkak

Beliau berkata, doktor akan menerangkan lebih lanjut setiap prosedur itu jika dapat memanfaatkan pesakit.

Contohnya, prosedur invasif angiogram koronari atau biopsi endomiokardial dapat memberi diagnosis serta rawatan berkesan kepada pesakit.

"Kelebihan dan risiko setiap prosedur akan diterangkan oleh doktor dengan lebih mendalam sebelum prosedur dilakukan.

Rawatan jantung bengkak bukan hanya menggunakan ubat-ubatan diberi doktor, sebaliknya merangkumi gaya hidup sihat, pemakanan yang terkawal, aktif secara fizikal, sokongan ahli keluarga dari segi psikologi serta kewangan.

"Jarang pesakit jantung bengkak dapat menguruskan keadaan kesihatan yang dialami mereka secara bersendirian.

"Apabila terdapat simptom baru, pesakit disyorkan mendapatkan rawatan lebih awal di hospital atau klinik kerana lebih awal rawatan diterima, lebih cepat mereka sembuh.

Apabila simptom dibiarkan beberapa hari, lebih lama pesakit akan bermalam di hospital. Komplikasi dan risiko lebih tinggi apabila seseorang tinggal lebih lama di hospital.

Ahli keluarga atau rakan pesakit yang pernah tinggal di hospital boleh mempelajari cara penjagaan pesakit daripada kakitangan hospital termasuk pemantauan tekanan darah, nadi, paras oksigen, berat badan, cara pemakanan dan senaman fizikal serta mendapatkan maklumat yang lebih terperinci tentang ubat-ubatan.

"Jadi, sebelum pesakit keluar dari wad, mereka yakin dan tahu cara penjagaan yang terbaik di rumah.

"Pemantauan dan rawatan diterima di wad boleh diamalkan di rumah oleh pesakit, ahli keluarga atau penjaga.

"Cara ini, dapat mengelak pesakit berjumpa doktor dengan lebih kerap dan dalam jangka masa panjang mampu meningkatkan kualiti hidup serta jangka hayat mereka," katanya.

Senaman bantu masalah jantung bengkak

Dr Huzairi berkata, kajian membuktikan senaman dapat memberi manfaat kepada pesakit yang mengalami jantung bengkak atau kegagalan jantung.

Senaman dapat menguatkan jantung dan otot, selain meningkatkan stamina serta kualiti hidup pesakit.

"Pesakit dinasihatkan bersenam dengan perlahan secara beransur-ansur. Jika berasa mengah atau sukar bernafas, perlu diperlahankan pergerakan itu.

"Pesakit boleh berjalan lima hingga 10 minit setiap hari dan tingkatkan sebanyak satu hingga dua minit setiap hari," katanya.

Boleh berjalan 30 hingga 45 minit setiap hari, selain cuba bersenam pada waktu yang sama setiap hari supaya menjadi tabiat.

"Jika sukar bernafas dan bacaan nadi tinggi, menurun selepas berehat 15 minit, keadaan ini perlu diberitahu kepada doktor," katanya.

Copy and paste:

1 Mei 2024 > 22 Syawal 1445H: 11.57 a.m