Saturday 21 August 2021

Sedikit pencerahan tentang Suku Anak Melaka & Anak Aceh Negeri Sembilan.

POSTED BY AMIRA DAMIA > FB KISAH SEJARAH MELAYU

Khas untuk ANAK-ANAK NEGERI SEMBILAN. Disinilah suku kita. Disinilah nenek moyang kita yang dari Sumatera Barat. Di sinilah nama-nama daerah dimana dijadikan nama suku kita.

bagaimana?

Lihatlah kampung asal kita ni. Iaitu nama daerah dimana suku kita bermula. Hanya suku Biduanda saja yang dari Negeri Sembilan. Sila like suku anda

*Sedikit pencerahan tentang Suku Anak Melaka & Anak Aceh Negeri Sembilan.
Negeri Sembilan atau juga di kenal dengan nama Negeri yang Sembilan merupakan salah satu negara bagian dalam federasi Malaysia. Sebutan "Negeri" di Malaysia sama dengan "Provinsi" di Indonesia. Secara sejarah asal mula penyebutan nama Negeri Sembilan dikeranakan negeri tersebut di bentuk oleh gabungan sembilan buah negeri, iaitu, Johol, Jelebu, Klang, Sungai Ujong, Naning, Rembau, Jelai, Segamat, dan Pasir Besar.
Di samping itu, pembentukan Negeri Sembilan juga tidak terlepas dari peranan suku-suku pada masa itu terutama yang datang dari Minangkabau, Sumatera Barat pada abad ke 14. Suku-suku tersebut diberi nama mengikut kepada asal kedatangan mereka. Umpamanya, jika mereka yang datang dari Payakumbuh, Sumatera Barat maka suku itu diberi namanya dengan suku Payakumbuh. Jika mereka datang dari Tanah Datar, maka diberi nama suku Tanah Datar. Kemudian apabila datang dari Melaka maka diberi nama suku Anak Melaka. Begitu pula mengenai Suku Anak Aceh di sana yang diyakini ada sangkut-pautnya dengan orang Aceh yang pernah datang ke negeri tersebut. Namun keberadaan Suku Anak Aceh sangat sedikit rujukan (paling tidak sejauh yang saya tahu).
Ada dua temuan yang saya dapatkan dalam menguak jejak Suku Anak Aceh di Negeri Sembilan. Temuan tersebut saya peroleh ketika saya sedang mendalami kajian disertasi tentang peradilan adat di Aceh dan Malaysia. Pertama, bahwa Suku Anak Aceh berasal dari keturunan Tun Seri Lanang dan kedua, nama Suku Anak Aceh berasal dari keturunan petapa Aceh di Keramat Sungai Udang, Negeri Sembilan.
Keturunan Tun Seri Lanang
Pada bulan Juni 1613 Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636) telah menyerang dan mengalahkan kerajaan Johor di Batu Sawar. Tun Seri Lanang beserta Sultan Johor, Sultan Alauddin Riat Shah (1597 – 1613) dan beberapa orang pembesar di sana telah tertawan dan di bawa ke Aceh. Saat itu Tun Seri Lanang ikut membawa istrinya yakni seorang Gundek yang tidak disebut siapa namanya ke Aceh. Pada saat di bawa, Gundek tersebut diketahui sedang dalam keadaan hamil. Tidak berapa lama berada di Aceh Gundek itu melahirkan dan anak itu diberi nama dengan Tun Rembau. Selain dilakapkan sebagai Tun Rembau, Ia juga disebut sebagai Seri Paduka Tuan di Aceh, Panglima Bandar Darul Salam.
Nama Rembau sendiri adalah nama salah satu negeri yang bergabung dalam Negeri Sembilan. Di Rembau ternyata ada abangnya dari Isteri lain Tun Seri Lanang yang menjadi Bendahara Paduka Raja Datuk Sekundai yakni Tun Jenal. Ibu Tun Jenal tersebut bernama Tun Aminah. Tun Seri Lanang sendiri pernah diberi kuasa oleh sultan Aceh untuk memerintah Samalanga dan setelah meninggal dunia beliau dimakamkan di sana.
Apabila cerita ini benar, maka ada dua kemungkinan yang bias dianalisis. Pertama, Tun Rembau yang sudah bergelar Paduka Tuan di Aceh pernah pulang ke Negeri Sembilan dan beranak pinak di sana. Selanjutnya, karena ia lahir di Aceh, maka ia merasa menjadi orang Aceh sehingga keturunan-keturunannya menamakan diri mereka menjadi Suku Anak Aceh.
Kedua, boleh jadi Tun Jenal-lah yang memberi nama suku Aceh sebagai penghormatan dan mengenang ayahanda dan adiknya yang dibuang ke Aceh. Apalagi saat itu Tun Jenal mempunyai kekuasaan penuh di Rembau. Tetapi analisa yang kedua ini agaknya bertentangan dengan teori asal, sebab Tun Jenal bukan berasal dari Aceh.
Keturunan Keramat Sungai Udang
Keramat Sungai Udang adalah sebuah tempat pertapaan seorang Aceh. Ia dipercayai sebagai seorang yang mempunyai ilmu tinggi dan mampu mengusir hantu. Saat itu dikabarkan hantu akan melewati kawasan Beranang, salah satu kawasan dalam Negeri Sembilan. Dalam kawasan Beranang terdapat seorang anak sultan Johor yakni Bendahara Sekundai yang baru saja memper-istrikan Batin Sibu Jaya, penduduk Beranang. Bendahara Sekundai sendiri sebetulnya dalam perjalanan dari Johor menuju Melaka. Karena mendapat kabar hantu akan melewati Beranang dan ada kepercayaan barang siapa yang di tegur oleh hantu tersebut akan menjadi batu. Maka banyak masyarakat yang ketakutan dan melarikan diri termasuk Bendahara Sekundai. Manakala keadaan kalang kabut begitulah, di ketahui ada seorang Aceh yang pandai membuat penangkal (jampi-jampi) untuk menangkal kutukan hantu itu. Ia tengah bertapa di Keramat Sungai Udang. Atas permintaan masyarakat maka kemudian orang Aceh ini menemui masyarakat di sana dan menunjukkan obatnya. Ia menyuruh masyarakat mengambil lilin untuk di jampi dan dijadikan lampu (dian) dan dibakar pada tiap-tiap sore. Ia pun kemudian disebut-sebut sebagai Keramat Sungai Udang namun tidak diketahui nama sebenarnya.
Apabila cerita ini benar, kemungkinan besar ia sempat kawin di kawasan Negeri Sembilan dan kemudian beranak pinak di sana. Maka boleh keberadaan Suku Anak Aceh adalah keturunan dari Keramat Sungai Udang ini.
Kesimpulan :
Bagaimanapun, kita belum dapat menyimpulkan apakah Suku Anak Aceh tersebut berasal dari keturunan Tun Seri Lanang ataukah berasal dari keturunan Keramat Sungai Udang?. Atau mungkin saja masih ada cerita lain yang masih belum terungkap.
Yang pasti, sampai saat ini keberadaan Suku Anak Aceh di Negeri Sembilan masih terdeteksi di Malaysia. Saya sendiri secara tidak sengaja telah bertemu dengan salah seorang dari mereka. Ia saat ini bekerja pada Perpustakaan Tun Seri Lanang (PTSL), perpustakaan kampus Universiti Kebangsaan Malaysia di mana saat ini saya sedang melaksanakan studi.
Dalam interview singkat yang saya lakukan dengannya. Ia menyatakan tidak tahu lagi bagaimana ia menjadi Suku Anak Aceh. Karena yang ia faham saat ini, Negeri Sembilan itu di bentuk oleh orang-orang yang datang dari Minangkabau. Kenyataan itu dapat kita perhatikan dari kuatnya adat perpatih dengan sistem matrilineal yang masih diamalkan hingga sekarang di sana sebagaimana matrilineal di daerah Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Jejak Suku Anak Aceh di Negeri yang Sembilan tersebut masih perlu terus ditelusuri oleh pengkaji-pengkaji selanjutnya. Dan dengan itu, akan dapat terungkap mengenai sejarah yang sebenarnya. Tentu saja dengan mengenali asal usul Suku Anak Aceh sebagai salah satu kisah anak negeri berarti kita makin mengenal betul siapa diri kita dan sejauh apa peranan bangsa Aceh yang dikatakan orang telah mempunyai peradaban tinggi di masa yang lalu. Wallahu ‘alam.
*Rambo Gomeh*
Kredit : Minangkabau Negeri 9 Malaysia

C&P : 21 OGOS 2021 / 12 MUHARRAM 1443H: 7.05 AM

No comments: