Kisah nyata ini ramai diberitakan sejak tahun 2011, bagaimana seorang gadis belia berumur 17 tahun, Susan Carland asal Australia mencari kebenaran selain agama kristen yang dianutnya sejak kecil.
Semua agama ia pelajari, hingga agama Islamlah yang tersisa untuk dipelajari. Ia melakukan banyak diskusi chatting di internet dengan beberapa Muslimah. Kesan pertama dari para Muslimah yang dikenalnya adalah bahwa mereka adalah orang yang sangat mengagumkan dan luar biasa. “Mereka dengan sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan saya” kata Susan. Ia juga merasakan kebebasan intelektual.
Ketika Susan ungkapkan kepada Ibunya bahwa ia melakukan sebuah resolusi agama pada dirinya, ibunda Susan mengatakan “menikahlah dengan siapa saja bahkan seorang bandar narkoba sekalipun, asal bukan seorang Muslim”.
Dua tahun kemudian pada usia 19 thn, Susan menyatakan diri beragama Islam. Suatu malam ibunda Susan membuat makan malam daging babi iris. Susan mengatakan bahwa ia tidak akan lagi memakannya, seketika itu juga ibunda Susan tahu bahwa Susan telah beragama Islam. Ibundanya menyebutnya ‘korban Islam’. “Ibu memeluk saya tapi ia menangis.” ungkap Susan.
Hari-hari berikutnya hubungan Ibunda Susan dengan Susan adalah masa-masa yang paling sulit hingga 8 tahun berjalan suasana antara keduanya sudah mulai membaik. Bahkan ibunda Susan sering membelikan jilbab untuk Susan dan hadiah kepada anak-anak Susan ketika Idul Fitri.
“Saya mencintai Islam dan Muslim, tanpa keraguan. Orang-orang yang paling mengagumkan dan paling inspiratif yang pernah saya temui adalah kaum Muslimin, dan hal itu membantu saya untuk tidak menarik diri sama sekali dari tengah masyarakat. Ketika saya membiarkan agama bicara untuk dirinya sendiri melalui tradisinya, melalui para ulama dan teks-teks suci, untuk melawan apa yang ditulis para wartawan di tabloid-tabloid dan perilaku muslim yang menggemparkan, saya menemukan bahwa Islam adalah agama yang penuh kedamaian, egalitarian, berkeadilan sosial dan keseimbangan yang indah antara spiritual dan intelektual.”
Susan menikah dengan seorang lelaki muslim pada Februari 2002. Ia menggelar pesta pernikahannya di kebun binatang Melbourne. Suaminya seorang pengacara bernama Waleed Aly, yang juga menjabat sebagai dewan eksekutif Islamic Council of Victoria. Aly, muslim keturunan Mesir yang lahir di Australia itu juga menjadi dosen di Universitas Monash dan bekerja di Global Terrorism Research Centre.
“Ketika saya masuk Islam, saya dan Waleed belum bertemu. Saya masih seorang diri. Kami memutuskan menikah beberapa tahun setelah saya menjadi seorang muslimah,” tukas Susan.
Sejak ia memeluk Islam, ia mendakwahkan Islam. Ia mendirikan Salam cafe yang ditayangkan secara nasional oleh televisi Australia. Ia sering diundang sebagai pembicara di kampus, masjid, organisasi bisnis, gereja, bahkan komunitas Yahudi. Ia juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai tokoh muslim Australia 2004 dan mendapatkan hadiah 2000 dollar Australia. (muslimvillage/dp/dais )
Semoga bermanfa'at.
No comments:
Post a Comment