ZULHEIMY MAAMOR

Tuesday, 15 February 2022

Hidup Ini Bukan Untuk Bersedih


Napoloen berkata di Saint Helena: "Saya tidak pernah mengenal kebahagian sepanjang 6 hari dalam hidupku."

Khalifah Hisyam bin Abdul Malik mengatakan: "Aku menghitung hari-hari bahagiaku, ternyata hanya 13 hari saja."

Sedangkan ayahnya, Abdul Malik, mengeluh: "Seandainya aku tidak pernah memangku jawatan khalifah."

Said Ibnul Musayyib berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan mereka lari kepada kami dan bukan kami yang lari kepada mereka."

Ibnu Sammak seorang yang pandai memberi nasihat menemui Harun Ar-Rasyid. Saat itu Harun sedang merasa haus dan meminta segelas air. Maka Ibnu Sammak bertanya: "Seandainya anda dicegah untuk minum air itu, apakah anda akan menebusnya dengan separuh kerajaanmu?" Harun menjawab: "Ya!" Setelah selesai minum, Ibnu Sammak bertanya lagi: "Jika anda dicegah untuk mengeluarkan air yang telah anda minum dari perutmu, apakah anda rela membayar dengan separuh kerajaanmu yang lain?" Harun menjawab: "Ya!" Ibnu Sammak pun berkata: "Tidak ada ertinya sebuah kerajaan yang nilainya tidak lebih berharga dari segelas air."
Jika dunia ini tak ada keimanan di dalamnya maka dunia tidak berguna, tidak berharga dan tanpa makna.

Iqbal - seorang penyair ahli falsafah berasal dari Pakistan - mengatakan:

Jika iman telah lenyap, maka tidak ada lagi rasa aman.
Dunia ini tidak bererti
jika agama tidak lagi dijunjung.
siapa orang yang hidup tanpa agama
maka kehancuran akan menjadi teman setianya.

Emerson dalam akhir makalahnya tentang kepercayaan terhadap diri sendiri mengatakan: "Kemenangan politik, naiknya upah, kesembuhan penyakit yang anda derita, atau kembalinya hari-hari bahagia, akan membayang di hadapan anda. Tetapi jangan mempercayainya kerana kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Tidak ada yang akan mendatangkan ketenangan dalam diri anda kecuali diri anda sendiri."

Allah S.W.T. berfirman:

Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diredaiNya.
(Al-Fajr : 27-28)

Ahli falsafah dan penulis cerita, epiktetos, memperingatkan: "Bahawa keharusan menghilangkan pemikiran yang salah dalam fikiran kita jauh lebih penting daripada menghilangkan bisul dan tumor dari tubuh kita."

Cukup menghairankan, bahawa peringatan terhadap penyakit pemikiran dan akidah dalam Al-Quran, lebih banyak dibandingkan peringatan terhadap penyakit jasmani.

Allah S.W.T. berfirman:

Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka seksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
(Al-Baqarah : 10)

...maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka...
(Ash-Shafaat : 5)

Ahli falsafah Perancis, Michel de Montaigne, menjadikan kata-kata berikut sebagai moto dalam hidupnya: "Manusia itu seharusnya tidak terpengaruh oleh peristiwa yang terjadi sebagaimana dia terpengaruh oleh pendapatnya terhadap peristiwa tersebut." Dalam sebuah athar disebutkan:

Ya Allah, jadikanlah aku reda menerima semua keputusanMu sehingga aku memahami bahawa semua (nikmat atau musibah)yang Engkau tetapkan akan pasti meleset dariku, pasti tidak meleset dariku dan semua(nikmat atau musibah) yang Engkau tetapkan akan pasti meleset dariku, pasti tidak akan mengenaiku.

Renungan :

Jangan bersedih! Sesungguhnya rasa sedih akan selalu mengganggumu dengan kenangan masa lalu, akan membuatmu khuatir dengan segala kemungkinan di masa yang akan datang dan akan mensia-siakan kesempatan pada hari ini.

Jangan bersedih! Sesungguhnya rasa sedih hanya akan membuat hati menjadi kecut, wajah menjadi muram, semangat akan padam dan harapan akan menghilang.

Jangan bersedih! Sebab kesedihan hanya akan membuaat musuh gembira, membuat kawan bersedih, membuat orang yang dengki senang dan membuat hakikat-hakikat yang ada berubah.

Jangan bersedih! Sesungguhnya rasa sedih sama dengan menentang qadak dan menyesali sesuatu yang pasti, jauh dari sikap lembut dan benci terhadap nikmat.

Jangan bersedih! Sesungguhnya rasa sedih tidak akan mengambalikan sesuatu yang hilang dan semua yang telah pergi, tidak akan membangkitkan orang yang telah mati, tidak mampu menolak takdir dan tidak mendatangkan manfaat.

Jangan bersedih! Sesungguhnya rasa sedih itu datangnya dari syaitan dan kesedihan itu adalah rasa putus asa yang menakutkan, kefakiran yang menimpa, putus asa yang berlanjutan, depresi yang harus dihadapi dan kegagalan yang menyakitkan.

Allah S.W.T. berfirman:

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu. Dan Kami telah menghilangkan darimu beban. Yang memberatkab punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu. Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai(dari suatu urusan) kerjakan;ah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabbmu lah hendaknya kamu berharap.
(Al-Insyirah : 1-8)

Rujukan :
Jangan Bersedih - Setelah Kesulitan Pasti Ada Kesenangan

Penterjemah : Noraine Abu

Penyunting : Dr. Mohd Puzhi Usop

Diterbitkan oleh :
Al-Hidayah Publication
27, Jalan DBP, Dp, Dolomite Business Park, 68100 Batu Caves, Selangor.

Copy and paste:
15/2/2022 > 13 Rejab 1443H: 12.12 pm

No comments:

Post a Comment