ZULHEIMY MAAMOR

Saturday, 8 February 2020

Ummu Umarah, Wanita Pertama yang Menjadi Prajurit Rasulullah SAW

Kredit: DUNIA DAKWAH


Berbicara tentang perjuangan kaum muslimin dalam memperjuangkan Islam tentunya kita mau tidak mau harus menyinggung pula pengorbanan yang dilakukan. Bahwasanya dulu di zaman Rasulullah, banyak sekali peperangan yang harus dilakukan oleh kaum muslimin dalam upaya memperjuangkan nama Allah dan melawan kaum-kaum kafir. Seperti yang terdapat dalam kisah Ummu Umarah ini.


Prajurit Perang Wanita Terbaik
Pasukan muslim yang gagah berani tersebut agaknya tidak hanya terdiri dari kaum lelaki saja. Bahkan tercatat ada perempuan yang ikut berperang bersama Rasulullah di zaman dahulu. Berperang dalam artian benar-benar membawa pedang dan berjajar diantara pasukan yang lain. Salah satunya adalah sosok dari seorang Ummu Umarah, atau lebih dikenal sebagai Nusaibah Binti Ka’ab.

Seorang wanita Anshor yang saking hebatnya bahkan Rasulullah sendiri mempertimbangkan beliau sebagai prajurit terbaik. Rasulullah memuji Ummu Umarah dengan kalimat :

“Kedudukannya lebih baik daripada si fulan dan si fulan” (Yang dimaksud fulan adalah lelaki-lelaki prajurit mukmin yang lain)

Dalam sejarah kisah Ummu Umarah, dikisahkan bahwasanya Ummu Umarah merupakan istri dari Ghazyah bin Amru Al-Mazini An-Najari. Ghazyah merupakan suami kedua dari Ummu Umarah setelah suaminya yang pertama Zaid bin Ashim Al-Mazini An-Najjari yang wafat (juga karena berperang di sisi Rasulullah dalam membela Islam). Dari suami pertamanya Ummu Umarah dikaruniai dua orang anak yaitu : Abdullah bin Zaid dan Habib bin Zaid.

Ummu Umarah merupakan seorang tauladan bagi yang lain. Pasalnya, meskipun perempuan, namun beliau bisa dibilang veteran dalam perang (setidaknya dipertimbangkan dalam jangka waktu pasca Rasulullah wafat). Ummu Umarah hadir dalam malam Bai’at Aqabah II(Yang merupakan perjanjian yang dilakukan oleh Rasulullah terhadap 73 orang pria dan 2 orang wanita dari Yatsrib pada waktu tengah malam.

Dimana mana mereka bersumpah setia kepada Rasulullah), hadir dalam perang Uhud, Hudaibiyah, Hunain, dan perang Yamamah(pada zaman khalifah Abu Bakar). Ia berjihada dan melakukan banyak sekali aksi. Lantas, seperti apa sebenarnya aksi yang dilakukan oleh Ummu Umarah?


Aksi yang dilakukan Ummu Umarah
Kala itu menuju perbukitan Uhud, 3000 pasukan kafir Quraisy berbondong-bondong ingin menyerang pasukan muslimin dan memenggal kepala Rasulullah. Abu Sufyan, adalah panglima di pasukan tersebut. Mereka sangat geram dan menggelora karena hasrat balas dendam mereka setelah kekalahan di perang Badar oleh pasukan muslimin.

Sementara di kubu pasukan muslimin, mereka mendirikan tenda-tenda di sekitar jalan perbukitan Uhud, tepatnya di Udwatul Wadi. Dengan gunung di belakang mereka, Rasulullah berdiskusi dan membagikan strategi untuk menahan pasukan kafir Quraisy yang datang.

Rasulullah membagi pasukan pemanah menjadi beberapa pleton dan ditempatkan di beberapa sudut yang strategis, tujuannya adalah sebagai pembantu serangan pasukan berpedang. 50 Pemanah jitu, itulah jumlahnya. Rasulullah menunjuk Abdullah bin Jubair sebagai komandan mereka. Rasulullah berpesan :

“Lindungi kami dengan panah, agar musuh tidak menyerang kami dari belakang. Tetaplah berada di posisi kalian, baik ketika kami unggul atau pun terdesak, supaya kami tidak diserang dari arahmu.” (Ibnu Hisyam)
Sedangkan untuk pasukan berpedang, Rasulullah mengkomandokan untuk tidak menyerang terebih dahulu tanpa komando dari Rasulullah sendiri. Sehingga posisi bertahan mereka tidak berantakan. Kala itu, Ummu Umarah bertugas sebagai seorang medis, membawakan minum pasukan lelaki muslimin dan mengobati luka-luka mereka.

Ummu Umarah Melindungi Rasulullah dalam Perang
Saat bentrok terjadi, pasukan muslimin berhasil mengalahkan serangan pertama kafir Quraisy di tempat mereka bertahan. Mengetahui tentara kafir Quraisy menjatuhkan rampasan perang (pedang, perisai dll), pasukan berpedang muslimin pun mengambil rampasan perang itu agar bisa digunakan berperang mereka di lain hari.

Namun sayangnya, tidak mengindahkan pesan Rasulullah, pasukan pemanah yang ada di atas bukit turun untuk ikut memunguti rampasan perang tersebut. Melihat kesempatan ini, pasukan Kafir Quraisy pun menyerang pasukan muslimin dari belakang, melewati titik buta yang ditinggalkan para pemanah yang bergabung bersama pasukan berpedang.

Pasukan muslimin kocar-kacir saat mereka melihat serangan mendadak dari pasukan Kafir Quraisy yang datang dari belakang. Banyak pasukan muslimin yang dibantai. Sebagian yang lain lari tanpa arah untuk menghindar.

Kala itu formasi pasukan muslimin kacau, Ibnu Qumai’ah yang berperan sebagai pasukan Kafir Quraisy mendatangi Rasulullah dengan membawa pedangnya. Berniat membunuh Rasulullah, Ibnu Qumai’ah menebas siapa saja yang menghalangi niatannya. Bahkan, Rasulullah yang kala itu menerima tekanan dari pasukan kafir Quiraisy pun tetap terpojok.

Hingga tiba dimana Rasulullah mengalami luka dan hanya tinggal menunggu waktu Ibnu Qumai’ah menghabisi beliau, berdirilah disana, sosok Ummu Umarah menghalangi jalan Ibnu Qumai’ah untuk mencapai Rasulullah. Dia memegang sebilah pedang dan tanpa rasa takut menghadang Ibnu Qumai’ah.

Pertarungan Ummu Umarah dengan Ibnu Qumai`ah
Ibnu Qumai’ah yang melihat niatannya untuk membunuh Rasulullah dihalangi oleh seorang perempuan pun jelas saja sangat murka, dia tanpa ampun menyerang dengan membabi buta kepada Ummu Umarah, dengan sadis mengayunkan dan melayangkan pukulan agar wanita yang ada di depannya ini lenyap dari hadapannya.

Meskipun menangkis dan menghindar dengan susah payah, jelas saja Ummu Umarah terpojok. Kekuatannya tidak ada-apa apanya dibanding Ibnu Qumai’ah. Namun, menghiraukan luka di sekujur tubuhnya, perempuan perkasa ini tetap berdiri. Yang Ummu Umarah tau kala itu hanyalah melindungi Rasulullah sallalahu’alaihi wa sallam.

Hingga pada akhirnya, Ummu Umarah menjaga Rasulullah tetap hidup sampai pasukan muslimin bangkit dan menghindari kematian dari pertempuran tersebut.

“Ia tidak berpaling ke kanan atau ke kiri kecuali terus berperang demi aku” kata Rasulullah menceritakan tentang kemuliaan seorang Ummu Umarah.

Di Sebut Sebagai Perisai Rasulullah SAW


Dikisahkan bahwa setidaknya ada kurang lebih 13 luka di tubuh Ummu Umarah. Namun meskipun demikian, Ummu Umarah nyatanya masih hidup untuk terus berperang disamping pasukan muslimin.


Atas pengorbanan dan perjuangannya dalam perang tersebut sebagai perisai dan menjaga keselamatan Rasulullah. Rasulullah memuji Nusaibah dengan bersabda bahwa Ummu Umarah sejatinya lebih baik dari kebanyakan Pasukan lelaki muslimin yang lain.

Rasulullah pun juga berujar kepada putra Ummu Umarah, Abdullah

“Allah memberkahi kalian wahai ahlul bait. Kedudukan ibumu lebih baik dari fulan dan fulan. Dan kedudukan suami ibumu Ghaziyyah bin Amr lebih baik dari fulan dan fulan, semoga Allah merahmati kalian wahai ahlul bait”.
Saking kagumnya, Bahkan Rasulullah juga berdoa untuk Ummu Umarah dan keluarganya

“Ya Allah, jadikanlah mereka orang-orang yang akan menemaniku di surga”

Wanita Pertama yang Menjadi Prajurit Rasulullah

Ummu Umarah merupakan sosok wanita pertama yang menjadi prajurit di samping Rasulullah. Banyak sekali catatan-catatan sejarah yang mengkisahkan betapa hebat dan ganasnya beliau dalam memperjuangkan agama Allah.

Bahkan setelah Rasulullah wafat, beliau masih setia ikut berperang. Diceritakan pula bahwa tangan beliau terpenggal dalam salah satu peperangan melawan kaum kafir.

Demikianlah kisah Ummu Umarah yang berjuang membela Rasulullah. Hikayat diatas merupakan satu dari sebegitu banyak pengorbanan yang telah beliau lakukan. Tidak dipungkiri bahwasanya segala hal yang beliau lakukan adalah berdasar karena beliau mencintai Rasulullah. Dan sangat berjasa dalam memperjuangkan agama Islam. 

Copy and paste: 8/2/2020 : 12.35 pm

No comments:

Post a Comment