ZULHEIMY MAAMOR

Friday, 7 May 2021

MENYINGKAP HIJAB ILMU BESI KERSANI

SUMBER DARI FB BELALANG POST

Besi Kersani adalah istilah yang sering digunakan dalam mantera pendekar dan pengamal ilmu batin di Nusantara terutamanya di dalam budaya Melayu. Dalam bahasa Minangkabau, besi kersani disebut sebagai 'basi karasani'.
Istilah besi kersani ini juga tertulis di dalam Alkitab Injil yang berbunyi,
“Adakah besi yang dapat memecahkan besi dari utara, iaitu besi kersani?”
(Kitab Yeremia 15:12 versi Terjemahan Lama)
Istilah kuraisani (bahasa Melayu lama untuk kersani) ini juga terdapat di dalam Naskah Melayu tua yang ditemui di Tanjung Tanah, Kerinci yang berisi tentang undang-undang dari Raja Aditiawarman untuk daerah tersebut. Dalam Al Quran, mengenal hakikat induk ilmu besi yang termaktub dalam surah Al Hadid.

ASAL USUL BESI KERSANI
Jika melihat dari bahasanya, besi kersani (besi kursani, qursani, khurasani, khursani) mungkin berasal dari kata 'khurasan' atau 'khorasan', suatu kawasan yang meliputi Iran, Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.
Di kawasan ini dahulunya dihasilkan pedang dengan kualiti besi yang sangat bagus dan kuat. Kekuatan besi inilah yang kemudian diibaratkan menjadi kekuatan batin di dalam tubuh oleh pengamal ilmu batin.
Besi kersani di Khurasan ini terkenal kerana keras dan kuat, oleh sebab itu di dalam mantera perlu membayangkan bangkitnya kekuatan itu untuk kuat melawan musuh.
Di dalam kajian ilmu batin di Minangkabau, besi kersani ini terkandung di dalam tubuh dan perlu dibangkitkan jika ingin menghadapi musuh. Besi kersani ini bangkit ditandai dengan mendesing di telinga.
Pada masa dahulu, para pandeka (pendekar) di Minangkabau dan juga di daerah lain di Nusantara umumnya memiliki amalan ini untuk menghadapi musuh dalam medan pertempuran.
BESI KERSANI DALAM KAJIAN MISTIK
Kisah besi kersani di dalam tubuh manusia menurut kajian ilmu batin di Minangkabau adalah sebagai berikut,
"Pada awalnya manusia (Adam) dibuat dari unsur api, angin (udara), air dan tanah. Unsur api menjadi darah, unsur angin menjadi urat, unsur air menjadi tulang dan tanah menjadi daging."
"Kemudian unsur tersebut dicampur dan dibentuk sebuah patung dan diberi ruh, maka hiduplah patung tersebut dan memiliki nyawa. Lalu untuk membuat Adam kukuh dan kuat, diambillah sedikit tiang Arasy yang bernama basi karasani yang ditancapkan dari ubun-ubun sampai ke tulang ekor."
"Basi kursani ini menyatu bersama tulang punggung pada manusia. Ketika basi karasani ini ditancapkan kepada manusia, Adam berkeringat dan keringat inilah yang berubah menjadi sekalian jenis besi di muka bumi."
"Jadi dapat dikatakan bahawa besi yang ada di bumi takluk kepada basi karasani. Besi yang ada di muka bumi boleh menjadi lunak, jika kekuatan basi karasani itu dibangkitkan oleh pengamalnya."
Kisah besi kersani mungkin memiliki bermacam versi, bergantung siapa guru dan daerahnya di kawasan Nusantara lain.
ILMU HAKIKAT BESI
Dalam masyarakat Melayu, Ilmu Hakikat Besi disebut Besi Kursani, yang merupakan saripati dari unsur besi yang terkandung dalam tanah pertama penciptaan Adam dan masih melekat pada generasi keturunannya.
Disebabkan itu, manusia yang memahami rahsia hakikat besi dalam tubuh mampu terselamat 'dimakan' oleh sekalian yang bernama besi dan bisa racun.
Ilmu Besi Kursani ini biasanya digunakan untuk keselamatan di mana saja dan bila-bila masa seperti waktu dalam perjalanan darat, laut, udara mahupun hanya di rumah.
Ia juga untuk kesihatan, penyakit kronik, untuk mengaktifkan daya kebal tubuh, menumpaskan musuh, memagar barang berharga, meningkatkan daya pukulan, mengesan bahaya dan racun dalam makanan serta untuk menembus kekebalan orang lain yang berperilaku sombong.
INTI BESI KURSANI
Besi Kursani adalah inti zat besi metafisik yang ada di tubuh eterik (tubuh halus) manusia. Inti besi ini terletak di telapak kaki manusia.
Inti zat besi metafisik ini berbeza dengan zat besi fizikal yang berada dalam darah, namun demikian masih memiliki sifat-sifat seperti besi. Inti besi kursani terletak dalam wadah di telapak kaki kanan di tubuh eterik.
Bagi orang yang belum dibangkitkan inti besi kursaninya, ia masih tersimpan dalam wadahnya dengan baik. Jika wadahnya dibuka oleh guru yang inti besi kursaninya telah bangkit dengan sempurna, maka murid akan merasakan zat inti besi kursani mengalir dari telapak kaki menyebar ke seluruh tubuh, meresap ke kulit daging, darah, sumsum dan tulang.
Setelah meresap di seluruh tubuh, maka sebahagian zat besi kursani yang selebihnya akan tersimpan di terminal akhirnya di 'cakra solar plexus' (ulu hati). Namun demikian, inti besi yang ada dalam wadahnya tidaklah habis, ia akan terus menerus dihasilkan dan mengalirkan inti besi Kursani ke seluruh tubuh dan menyimpan di terminal 'cakra solar plexus' untuk sedia digunakan.
Mantera Besi Kersani terdiri dari pelbagai bahasa seperti;
1. Versi Minangkabau, diamalkan oleh pandeka atau pengamal ilmu batin
“Terdiri Basi Karasani dalam batang tubuah aku
aku mengatahui laa hawla walla quwwata illa billahil ‘aliyyil adzhim
Bangkik sagalo tali nan ditampuah angin,
aso kepado ambun jati…..”
2. Versi yang diamalkan oleh Mat Kilau
“Hai Besi Putih Besi Khursani
Besi Pelilit di pinggangku
Kuat aku seperti Saidina Ali
Gagah aku seperti Saidina Hamzah
Alhamdu, Alhamdu, Alhamdu ……”
3. Versi Nusa Tenggara Timur
“nabi kursani palapisini
batang kalungku…
nabi adam ri tubuhku
nabi muhhammad ri bulungku
ALLAH taala ri nyawaku
berkat kun fayakun …..”
4. Versi Jawa
“Salam alikum salam, wesi aji manjing marang badanku, angisep sarining wesi,
Karangkijang, Pulasani, Mengangkang, Walulin, Katub, Kamboja, Walangi, Ambal, Tumpang, Windudadi, Werani, Tarate, Malela Ruyung, Balitung, Kenur, Malela Kendaga, Tumbuk, kabeh manjing marang awaku lan ujung rambut sampe ujung sikil, Ya hu Allah, la hawla wala quwwata illa billah”
Kini, Ilmu Besi Kursani ini sudah teramat jarang yang menguasainya kerana guru-guru terdahulu sangat memilih untuk menurunkannya.
Wallahua'lam....
Kredit: makrifat-hakikat.blogspot
* Sekadar paparan untuk pengetahuan. Harap maklum!
-Debu-
cc group

C&P: 7/5/2021 @ 25 RAMADAN 1442H: 4.37 PM

No comments:

Post a Comment