ZULHEIMY MAAMOR

Saturday, 12 December 2020

PENYAKIT YANG DIHADAPI SESEORANG HAMBA ADALAH SEBAGAI JALAN PENGHAPUS DOSA DAN PENAMBAHAN PAHALA

Sumber dari Facebook

Penyakit yang dihadapi seseorang hamba adalah tanda Allah kasih pada hamba-Nya . Kerana jika seseorang hamba itu tidak ada amalan yg cukup untuk dia masuk syurga , maka Allah beri penyakit kepadanya , lalu dia bersabar dan redha dengan penyakit yg di hadapinya maka kesabaran itu akan menghapuskan dosa-dosanya yg lalu, memberikan dia pahala kesabaran dan di tingkatkan dirinya ke darjat yg lebih tinggi. Sakit dan Musibah Adalah Penghapus Dosa
Ini adalah hikmah terpenting sebab diturunkannya sakit dan musibah. Dan hikmah ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Acapkali kita mendengar manusia ketika ditimpa sakit dan musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang lebih parah meratapi nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Nauzubillah, kita berlindung kepada Allah dari perbuatan semacam itu. Padahal apabila mereka mengetahui hikmah dibalik semua itu, maka –insya Allah– sakit dan musibah terasa ringan disebabkan banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah Ta’ala.
Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana baginda bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.
(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”.
(HR. Bukhari no. 5641).
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”.
(HR. Muslim no. 2573).
“Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya”.
(HR. Tirmidzi no. 2399, Ahmad II/450, Al-Hakim I/346 dan IV/314, Ibnu Hibban no. 697, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 576).
“Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya”.
(HR. Al-Hakim I/348, disahihkan Syeikh Albani dalam kitab Shohih Jami’is Shoghir no.1870).
Tuan Haji Ustaz Abu Basyer

Copy and paste:
12 Disember 2020 : 26 Rabiulakhir 1442H: 1.05 pm

No comments:

Post a Comment