ZULHEIMY MAAMOR

Wednesday, 31 July 2013

Keistimewaan Lailatul Qadr


Setiap muslim pasti menginginkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadr. Malam ini hanya dijumpai setahun sekali. Orang yang beribadah sepanjang tahun tentu lebih mudah mendapatkan kemuliaan malam tersebut karena ibadahnya rutin dibanding dengan orang yang beribadah jarang-jarang.
Kali ini kita akan melihat keistimewaan Lailatul Qadr yang begitu utama dari malam lainnya.

1- Lailatul Qadr adalah waktu diturunkannya Al Qur’an

Ibnu ‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403). Ini sudah menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadr.

2- Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan

Allah Ta’ala berfirman,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr:3)

An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadr lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341). Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadr lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadr. (Zaadul Masiir, 9: 191). Ini sungguh keutamaan Lailatul Qadr yang luar biasa.

3- Lailatul Qadr adalah malam yang penuh keberkahan.

Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”
(QS.Ad Dukhon:3).

Malam penuh berkah ini adalah malam ‘lailatul qadr’ dan ini sudah menunjukkan keistimewaan malam tersebut, apalagi dirinci dengan point-point selanjutnya.

4- Malaikat dan Ar Ruuh (malaikat Jibril) turun pada malam Lailatul Qadr.

Keistimewaan Lailatul Qadr ditandai pula dengan turunnya malaikat. Allah Ta’ala berfirman,

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril”
(QS. Al Qadar: 4)

Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadr karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407)

Malaikat Jibril disebut “Ar Ruuh” dan dispesialkan dalam ayat ini karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.

5- Lailatul Qadr disifati dengan ‘salaam’

Yang dimaksud ‘salaam’ dalam ayat,

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5) yaitu malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14:407).

Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadr.

6- Lailatul Qadr adalah malam dicatatnya takdir tahunan

Allah Ta’ala berfirman,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”
(QS. Ad Dukhan: 4).

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul Qadr akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhohak dan ulama salaf lainnya.

Namun perlu dicatat -
sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Muslim (8: 57)- bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.

7- Dosa setiap orang yang menghidupkan malam ‘Lailatul Qadr’ akan diampuni oleh Allah

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Lihat Fathul Bari, 4: 251)[1]
Ya Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qadr dengan bisa mengisi hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan dengan amalan sholih.

Aamin Yaa Mujibas Saa-ilin.
Sumber : www.rumaysho.com

TAZKIRAH RAMADHAN – 30 JULAI 2013 / 21 RAMADHAN 1434H


TAZKIRAH RAMADHAN – 30 JULAI 2013 / 21 RAMADHAN 1434H
Surau At Taqwa, Lembah Keramat, KL
Penceramah: Ustaz Ridhauddin Musa Al-Azhari

Intisari Tazkirah:
Di samping amal ibadah dan amalan amalan soleh yang kita lakukan semasa di dunia ini, kita sebenarnya juga amat memerlukan syafaat (pertolongan) semasa di Padang Mahsyar nanti dan ketika timbangan amal (Mizan). Syafaat amat diperlukan terutama syafaat daripada Junjungan Besar kita Nabi Muhammad SAW> 

Tiga amalan yang membolehkan syafaat ketika kita berada di hari akhirat adalah seperti berikut :

Pertama : Jauhi pertengkaran, dusta dan perbaiki akhlak
Kedua : Banyakkan berselawat kepada Rasulullah SAW
Ketiga : Bacalah al-Quran dan fahami maksudnya

Hadis Rasulullah SAW berkaitan ini adalah seperti berikut: 

Rasulullah SAW bersabda maksudnya: “Aku adalah sebagai penjamin yang memberi jaminan untuk seseorang memperolehi sebuah rumah di halaman syurga iaitu bagi orang yang meninggalkan perbuatan berbantahan sekalipun perbantahan itu benar, dan juga sebuah rumah di pertengahan syurga bagi orang yang meninggalkan perbuatan dusta sekalipun dengan tujuan bergurau senda, dan juga sebuah rumah di puncak syurga bagi orang yang memperbaiki akhlak dan berbudi mulia.”(Hadis Riwayat Abu Daud)

Rasulullah SAW bersabda maksudnya: "Orang yang lebih berhak mendapat syafaatku pada hari kiamat ialah orang yang lebih banyak selawatnya kepadaku." (Hadis Riwayat Ibn Mas'ud r.a)

Nabi SAW bersabda maksudnya : ”Bacalah al-Quran kerana dia akan datang memberikan syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, iaitu surah al-Baqarah dan Ali-Imran , kerana keduanya akan datang pada hari kiamat nanti seperti dua kumpulan awan menaungi pembacanya atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam matlamat hendak membela pembacanya. Bacalah al-Baqarah kerana dengan membacanya beroleh berkat dan dengan tidak membacanya beroleh penyesalan dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan oleh tukang-tukang sihir)." (Hadis Riwayat Muslim)

DAHSYATNYA SEDEKAH DI BULAN RAMADHAN


Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:

1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.

Puasa ...di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)

Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya 
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” 
(HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)

Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” 
(HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)

2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” 
(HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)

Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)
Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.

3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)

Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.

“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan: “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)

Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi.


Copied from Facebook: 31.7.2013 : 12.41 am

NASIB MELAYU DI BUMI MELAYU - RIDHUAN TEE


Bila pasangan Alvin Tan dan Vivian Lee (Alvivi) dipenjarakan atas kesalahan menghina Islam di bulan Ramadhan, sebelum ini mengeposkan gambar hubungan seksnya dalam laman sosial, heboh satu dunia, seolah-olah tidak ada apa lagi yang perlu dibicarakan. Mahkamah tidak adillah dan macam-macam lagi alasan bagi membebaskan mereka ini.


Mereka dikatakan masih muda dan kesalahannya perlu dimaafkan. Lebih kiasu lagi, ada membandingkan kes ini sama seperti Ibrahim Ali (bakar kitab injil), Zulkifli Nordin (ceramah), termasuk juga saya (tulisan). Situasi saya kami berbeza dengan Alvivi. Saya mempertahankan hak kepada yang berhak. Sama ada orang lain dapat menerima atau tidak, terpulang…yang penting, saya tahu apa saya lakukan dalam negara demokrasi. 

Ekoran daripada itu, empat lelaki Melayu setakat ini telah ditahan dan akan dibicarakan, didakwa bawah Seksyen 3 Akta Culik 1961. Jika sabit kesalahan, mereka boleh dihukum mati mandatori atau penjara seumur hidup dan boleh dikenakan sebatan. Ketika meninggalkan mahkamah, suspek, sambil bergenang air mata sempat melaungkan: "Allahu Akhbar".

Jarang kedengaran orang yang melakukan kesalahan, bertakbir, kecuali dalam kes ini dan beberapa kes terpencil. Mungkin mereka merasakan tindakannya itu betul. Tuhan sahaja yang tahu.

Malangnya, tidak kedengaran suara membela mereka. Tiada siapa yang peduli, berbanding dengan Alvivi. Apakah anak muda ini tidak muda dan tidak ada masa depan? Apakah tenaga mereka tidak perlukan untuk negara? Apakah anak muda tidak berkelakuan baik seperti dakwaan ibu bapa pasangan itu akan betapa baiknya anak mereka?

Terus terang, saya tidak menyokong anak muda Melayu tersebut, tetapi saya amat bersimpati, kerana saya dapat menyelami dan menjiwai perasaan mereka. Saya amat memahami orang Melayu dan nasib Melayu.

Menurut laporan, kejadian culik itu dikaitkan dengan pasangan kontroversi Alvivi yang didakwa memuat naik gambar dengan komen Selamat Berbuka Puasa (dengan Bak Kut Teh...wangi, enak, menyelerakan!) mengandungi logo halal dalam laman Facebook mereka iaitu "Alvin and Vivian-Alvivi" di pautanhttps://www.facebook.com/alvivi.swingers.

Ketika kejadian, Mun Tatt sedang makan bersama teman wanitanya di sebuah restoran, diculik sekumpulan lelaki menaiki sebuah kereta. Mun Tatt yang mendakwa turut dikasari, dibogelkan dan diconteng badannya dengan perkataan "saya hina agama slam".

Dalam sidang media di Klang, Mun Tatt berkata, penculik mengasari, menconteng perkataan di badannya dan memeras wang daripada abang iparnya. Benar atau tidak, hanya Tuhan yang tahu. Biar polis menjalankan siasatan.

Saya tidak pasti, sama ada kes ini ada kaitan atau tidak dengan Alvivi. Bukan tujuan saya juga untuk membela mereka, salah tetap salah. Tetapi kita perlu lihat juga kenapa anak muda Melayu ini bertindak sedemikian?

Saya hanya ingin membawa pembaca menilai kedua kes ini dengan lapang dada. Dalam kes Alvivi, saya lihat ramai bukan Islam tampil ke hadapan mengatakan keputusan mahkamah itu salah. Yang betulnya, mereka sepatutnya dibebaskan dan dibenarkan ikat jamin. 

Dalam kes anak muda Melayu ini, mereka juga tidak dibenarkan ikat jamin. Tidak ada siapapun bersuara, semua orang mengatakan tindakan itu salah dan salah. Tidak ada berani yang tampil berkata, tindakan mereka itu bersebab, walaupun salah. Nasib Melayu berulang kembali.

Selalu saya ingatkan, jangan cabar orang Melayu, nanti dia mengamuk susah dibuatnya. Saya kenal sangat dengan Melayu, walaupun saya Cina.

Sesekali terfikir juga, tindakan anak muda Melayu ini sebenarnya merupakan ingatan terhadap sesuatu kaum supaya jangan biadap. Tidak kurang juga kepada kepada kerajaan dan pihak berkuasa agar lebih tegas. Adalah tidak mustahil suatu hari nanti, keadaan akan menjadi lebih buruk, jika penghinaan terhadap Islam tidak dibendung. Orang Melayu amat sensitif dengan agama walaupun mereka tidak solat atau tidak puasa.

Mungkin kita beranggapan bahawa tindakan anak muda ini bodoh atau orang Melayu terlalu beremosi dan sensitif.

Saya boleh bersetuju dengan pendapat bahawa semua ini adalah hasil manifestasi cara orang Melayu bertindak balas apabila mereka dicabar dan dihina. Bayangkan jika pasangan ini dilepaskan, selepas empat anak muda ini didakwa, sudah tentu kemarahan anak muda Melayu akan menjadi semakin meluap.

Justeru, mengambil iktibar daripada kedua kes ini, saya dapat simpulkan bahawa, pertama; agama Islam adalah isu yang amat sensitif bagi orang Melayu, ibarat darah dan daging, walaupun mungkin orang Melayu itu penagih dadah. Mungkin pada orang Cina, agama itu kurang penting dalam kehidupan, yang lebih penting adalah ekonomi. Tetapi tidak kepada Melayu.

Kedua; Hentikan penghinaan kepada semua agama. Namun, penghinaan terhadap agama Islam tidak boleh disamakan dengan agama lain, walaupun secara prinsip kita semua tidak boleh menghina agama lain. Oleh kerana agama Islam, adalah agama persekutuan, kedudukannya lebih mengikat.

Akhirnya, bertindaklah dengan tegas terhadap mereka yang secara mengaja mempersendakan agama Islam, tanpa menoleh lagi.

Artikel oleh: Ustaz Ridhuan Tee

Copied from Facebook : 31.7.2013 : 12.31 am

Tuesday, 30 July 2013

KENALI AL QURAN


Kenali Al Quran
  • Al Quran menurut bahasa bererti “bacaan”
  • Diturunkan secara beransur-ansur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari
  • Mengandungi 6236 ayat, 114 Surah, 30 Juzuk setiap juzuk terbahagi kepada 2 hizb (bahagian). Sebanyak 60 hizb terkandung di dalamnya. 
  • Jumlah kata dalam Al Quran : 77439 Kata dan 320670 huruf. 
  • Nama-nama lain bagi Al Quran: Al Kitab, Al Furqan dan Adz Zikir
  • Surah Makkiyah : diturunkan di Mekah sebelum Hijrah Rasulullah SAW, meliputi 19/30 isi Al Quran dan terdiri dari 86 surah. 
  • Surah Madaniyyah : diturunkan di Madinah setelah Hijrah Rasulullah SAW, meliputi 11/30 isi Al Quran dan terdiri dari 28 Surah
  • Pertengahan Al Quran adalah pada surah Al Kafh ayat 19 pada lafaz “Walya tallattaf”
  • Surah yang terpanjang: Surah Al Baqarah (286 ayat)
  • Surah yang terpendek : Surah Al Kauthar (3 ayat)
  • Ayat yang terpanjang : Surah Al Baqarah ayat 282
  • Jumlah ayat Sajdah dalam al-Quran : 14 ayat
  • Surah yang mempunyai 2 ayat Sajdah: Surah al-Haj ayat 18 dan 77.
  • Ummul al Quran : Surah Al Fatihah
  • Jantung Al Quran : Surah Yasin
  • Surah yang tidak dimulai dengan Bismillahirahmanir rahiim : Surah At Taubah
  • Surah yang terdapat 2 Bismillah : Surah An Naml
  • Surah yang bernilai 1/4 al-Quran : Surah al-Kafirun.
  • Surah yang bernilai 1/3 al-Quran: Surah al-Ikhlas. 
  • Surah yang menyelamatkan dari siksa kubur: Surah al-Mulk
  • Terdapat 29 surah dimulakan dengan huruf Muqathaiah (Thohaa, Yaa Sin, Shad, Qhaf, Alif Lam Min dan lain-lain)
  • Terdapat 15 surah dalam al Quran terkandung didalamnya ayat Sajadah yang dihukumkan sunat muakkad untk melaksanakan sujud tilawah ketika sampai pada bacaan ayat tersebut. 
  • Nama-nama Nabi yang disebut dalam al-Quran (25 Nabi) :Adam, Nuh, Ibrahim, Ismail, Isyaq, Yaaqub, Musa, Isa, Ayub, Yunus, Harun, Daud, Sulaiman, Yusuf, Zakaria, Yahya, Ilyas, Ilyasa, Luth, Hud, Saleh, Zulkifli, Syuaib, Idris dan Muhammad s.a.w. 
  • Nabi Musa a.s. adalah nama yang paling banyak disebutkan didalam al Quran, manakala Maryam adalah satu-satunya nama wanita yang disebut didalam al Quran. 
  • Satu-satunya nama wanita disebut dalam al-Quran :Maryam binti Imran (Surah Maryam)
  • Satu-satunya nama sahabat disebut didalam al-Quran : Zaid bin Harithsah dalam surah al-Ahzab ayat 37.

Zulheimy Maamor
30.7.2013 : 12.59 am

Monday, 29 July 2013

Pedang Salahuddin al-Ayubbi paling tajam di dunia?

Pedang Salahuddin Al-Ayyubi diakui paling tajam di dunia oleh pakar metalurgi. Ketajamannya mampu menembus baju zirah crusader, memotong dua pedang lawan, membelah perisai dan batu tanpa mengalami kerosakan pada matanya. Kehebatan pedang buatan Damsyik dan terkenal dengan panggilan Pedang Persia ini telah mengatasi kehebatan pedang Katana dari Jepun dan pedang Excalibur milik Raja Arthur.

Pedang ini diperbuat besi baja "damarcus" dengan teknik rahsia yang disaluti CNT (Carbon Nano Tubes) yang menjadikan ianya AMAT TAJAM dan LENTUR. Seni pembuatan pedang yang terahsia ini amat dikagumi oleh puak Barat dan kajian metalurgi moden setakat hari ini juga, masih tidak berkeupayaan untuk menghasilkan pedang berteknologi tinggi (teknologi NANO) dari peradaban Islam pada kurun ke-12 ini.

Apa itu CNT?

CNT merupakan suatu rantaian atom karbon yang terikat di antara satu sama lain secara heksagonal berbentuk silinder yang mempunyai diameter sekecil 1-2 nanometer. Silinder CNT ini boleh mencapai panjang sehingga berpuluh-puluh mikron dan tertutup di bahagian hujung seolah-olah sebatang paip yang ditutup dikedua-dua hujungnya.

Pencirian yang dilakukan terhadap bahan ini juga menjelaskan bahawa CNT mempunyai kekuatan paling tinggi berbanding bahan lain. Ia juga mempunyai sifat kekonduksian elektrik melebihi kuprum dan logam. Keunikan tiub karbon nano yang lain ialah mempunyai ketahanan terhadap suhu tinggi serta mempunyai jisim yang lebih ringan dari aluminium.

Teknologi NANO.

Kehebatan Pedang Salahuddin Al-Ayyubi telah dibongkar oleh Prof Dr. Peter Paufler dari Jerman. Prof tersebut menjumpai CNT di dalam pedang tersebut bersama senjata2 yang digunakan oleh tentera-tentera Islam pada ketika itu sewaktu perang Salib. CNT ini yang menjadikan pedang tentera Islam ini sangat tajam tetapi mudah lentur. Teknologi NANO ini menggunakan besi baja "damarcus" yang juga dipanggil wootz. Bijih besi ini mengandungi sejumlah peratusan unsur Karbon. Selain besi dan karbon, unsur-unsur seperti Kromium, Mangan, Kobalt juga ditambah bagi menambahkan lagi kekuatan, ketajaman dan kelenturannya.

Salahuddin Al-Ayyubi memimpin Tentera Islam dalam perang salib kurun ke-12.

Teknik pembuatan pedang ini begitu rahsia sehinggakan hanya beberapa keluarga tukang besi di Damsyik saja yang menguasainya. Akhirnya pada kurun ke-18, teknologi pembuatan pedang ini telah pupus. Apa yang tinggal hanyalah pedang-pedang, tombak dan Pisau yang kini tersebar di pelbagai Museum di seluruh dunia. Sekadar mengingatkan kita bahawa Teknologi Hebat Peradaban Islam ini telah hilang di telan zaman.

Wallahua'lam.


Copied from Facebook: 29.7.2013

Do u know the miracles of zamzam??


ZamZam water level is around 10.6 feet below the surface. It is the miracle of
Allah that when Zam Zam was pumped continuously for more than 24 hours with
a pumping rate of 8,000 liters per second, water level dropped to almost 44 feet
below the surface,

BUT WHEN THE PUMPING WAS STOPPED, the level immediately elevated again to 13 feet after 11 minutes. 8,000 liters per second means that 8,000 x 60 = 480,000 liters per minute
480,000 liters per minutes means that 480,000 x 60 = 28.8 Million liters per hour
And 28.8 Million liters per hour means that 28,800,000 x 24 = 691.2 Million liters per day
So they pumped 690 Millions liters of ZamZam in 24 hours, but it was re-supplied in 11minutes only.

There are 2 miracles here, the first that ZamZam was re-filled immediately, & the
second is that Allah Holds the extra-ordinaril y powerful Aquifer for not throwing
extra ZamZam out of the well, otherwise the world will SINK.

It is the translation of the word ZamZam, which means Stop !!!!!!!!!!!!
Stop !!!!!!!!!!!!!!! said by Hajirah Alaih As Salaam.
                   
Zimam is an Arabic word, it is the rope / REIN attached to bridle or noseband & it is used / pulled to stop the running animal.

Zamzam water   has no colour or smell, but it has a distinct taste.

JazakALLAH♥

TAZKIRAH RAMADHAN - 19 RAMADHAN 1434H

TAZKIRAH RAMADHAN – 28 JULAI 2013
(19 RAMADHAN 1434H)
Surau At Taqwa, Lembah Keramat, KL
Penceramah: Ustaz Mustafa Al Hafiz

Intisari Tazkirah:
  1. Pengertian Tazkirah adalah memberi perigatan.
Allah berfirman dalam surah Az-Zariyat ayat 55: “Dan tetaplah memberi peringatan kerana sesungguh peringatan itu bermanfaat bagi orang – orang beriman. “

Tazkirah terbahagi kepada 2 iaitu Tazkir Diri (peringatan kepada diri sendiri) dan tazkir dan peringatan kepada orang lain.
Setiap golongan manusia perlu melaksanakan tugas ’amar ma’ruf dan nahi mungkar. Hatta sewaktu bersendirian pun, seseorang itu perlu melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Selain tazkirah terdapat beberapa lagi uslub Dakwah iaitu:
Ta’lim dan Tarbiah : pengajaran dan pendidikan
Targhib dan Tabsyir – menggalakkan dan menyampaikan berita kebaikan.
Tarhib dan Inzar – Menakutkan dan menyampaikan berita ngeri.
Amar dan Nahi – perintah dan tegahan.

  1. Malam ini bermulalah malam 10 terakhir bulan Ramadhan dan salah satu malam adalah malam Lailatul Qadar.
Marilah beristiqomah dan bersungguh-sungguh untuk meraih lailatulqadar yang merupakan malam yang paling mulia dalam satu tahun. Ibadat pada malam itu lebih baik daripada 1000 bulan. Terdapat hadis yang menyebut bahawa malam tersebut jatuh pada salah satu malam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan yang bermula malam ini terutama pada malam-malam yang ganjil.

Kejarlah lailatul qadar semasa ada kesempatan ini..


Mungkin ini Ramadhan terakhir kita..


Surah Al Qadar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ 97:1]] Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan.
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ [97.2] Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ [97.3] Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ [97.4] Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ [97.5] Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.





Sunday, 28 July 2013

Puasa Tetapi Tidak Shalat


Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin -rahimahullah- pernah ditanya : Apa hukum orang yang berpuasa namun meninggalkan shalat?

Beliau rahimahullah menjawab, “Puasa yang dilakukan oleh orang yang meninggalkan shalat tidaklah diterima karena orang yang meninggalkan shalat adalah kafir dan murtad. Dalil bahwa meninggalkan shalat termasuk bentuk kekafiran adalah firman Allah Ta’ala,

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
”Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At Taubah [9] : 11)

Alasan lain adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
“Pembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani)

Pendapat yang mengatakan bahwa meninggalkan shalat merupakan suatu kekafiran adalah pendapat mayoritas sahabat Nabi bahkan dapat dikatakan pendapat tersebut adalah ijma’ (kesepakatan) para sahabat. 
‘Abdullah bin Syaqiq –rahimahullah- (seorang tabi’in yang sudah masyhur) mengatakan, “Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amalan yang apabila seseorang meninggalkannya akan menyebabkan dia kafir selain perkara shalat.” [Perkataan ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari ‘Abdullah bin Syaqiq Al ‘Aqliy ,seorang tabi’in. Hakim mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu Hurairah di dalamnya. Dan sanad (periwayat) hadits ini adalah shohih. Lihat Ats Tsamar Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 52, -pen]

Oleh karena itu, apabila seseorang berpuasa namun dia meninggalkan shalat, puasa yang dia lakukan tidaklah sah (tidak diterima). Amalan puasa yang dia lakukan tidaklah bermanfaat pada hari kiamat nanti.

Oleh sebab itu, kami katakan, “Shalatlah kemudian tunaikanlah puasa”. Adapun jika engkau puasa namun tidak shalat, amalan puasamu akan tertolak karena orang kafir (karena sebab meninggalkan shalat) tidak diterima ibadah dari dirinya.

[Sumber: Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Ibnu ‘Utsaimin, 17/62, Asy Syamilah]

Selengkapnya:

Copied from Facebook: 28.7.2013 - 1.14 am

TAZKIRAH 26 RAMADAN 1433H

Tarikh: 15 Ogos 2012
Tempat: Surau At Taqwa, AU 5D Lembah Keramat, KL
Penceramah: Ustaz Yunus Kamaruddin


Intisari Tazkirah:
Surah Al Qadr
Maksudnya:
1.Sesungguhnya kami telah turunkannya (al Qur’an) pada malam al qadr.
2.Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul-Qadar itu?
3.Malam al qadr itu lebih baik daripada seribu bulan
4.Turun malaikat2 dan malaikat Jibril padanya(malam al qadr) dengan izin Tuhan mereka membawa segala urusan.
5.Selamat sejahteralah ia(malam al qadr) sehinggalah terbit fajar (Subuh).


Lailatul Qadr juga dikenali dengan Lailatul Mubarakah sebagaimana yang disebut dalam firman Allah yang berbunyi, “Innaa anzalnahu fi lailatin mubaarakah.” yg maksudnya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya(al Qur’an) pada malam yang penuh keberkatan”.

Ibn Abbas berkata: Allah telah menurunkan al Qur’an dalam jumlah yang satu (sekaligus) daripada lauh mahfuz ke baitul ‘Izzah di Langit Dunia. Kemudian ia diturunkan secara beransur-ansur berdasarkan kejadian yang berlaku sepanjang kehidupan Nabi Muhammad sebagai Rasulullah selama tempoh 23 tahun.

Dari   Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Ertinya : (Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan” [Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya Hasan]


Mari kita jadi sebahagian daripada golongan yang berlumba-lumba untuk mencari keredhaan di malam Lailatul Qadr. Usah kita mensia-siakan ganjaran yang Allah berikan kepada kita. Walaupun kita tidak mengetahui bilakah malam lailatul qadr yang sebenar, namun ia tetap ada iaitu pada 10 malam terakhir ramadhan.

Saturday, 27 July 2013

A Young Man Searching for the Truth:


God, If You Exist Then Guide Me!::


Some people who convert to Islam prefer to call it a reversion because everyone is born in a natural state of Islam – submission to the will of God – and rather than converting away from something they assert that coming to accept Islam is reverting to that human original state.

In my case this is doubly so.

My parents converted to Islam shortly before I was born, however since I was not brought up with a clear sense that I had to be a Muslim, I didn’t accept Islam until after I had spent some time searching for the truth.

True that as a child I took part in their Islamic practices such as fasting Ramadan, but after my father died (when I was five) my mother allowed me from the age of 13 not to join in prayers if I did not want to. In my mind, I was waiting until I was old enough to make up my own mind which religion, if any, to choose.

At the age of 16 my mother remarried to an Egyptian and I lived with them in London for two years. I felt by then that I needed to be able to identify, explain and justify my purpose in life. I started reading books that had belonged to my father on philosophy. There were many, some on principles of logic, others on language and meaning, etc.

My approach was to read a book until I felt that I could no longer accept what it proposed. This led me to put down many books unfinished.

I particularly remember a book entitled “Teach Yourself Philosophy”, which started by saying that the study of philosophy didn’t hope to find any answers, but that through it we could enjoy exploring the questions. I really didn't think that this attitude was a healthy way to help me search for truth.

After some reading and asking several questions about Islam from others, I found that I really couldn't find satisfying answers to my questions. My philosophy of life took shape and I concluded that I was a convinced agnostic whose purpose in life was to continue the process of discovery of the universe.

Up till the age of 21, I followed this philosophy sincerely. At that point, while I was studying at the University of Manchester, my motivation started to slip. I found myself, though sure about the accuracy of my evaluation of how the world is and how life is, unable to translate that into a motivation to act. Life was simply easier if I followed the crowd in the various pursuits of pleasures. So what if the purpose of life is to learn? Why do I have to work at it? As my motivation ebbed, so did my academic results. So in the summer vacation, I resolved to review my philosophy of life.

Partly, in an effort to avoid being influenced by emotional considerations, I was due to spend the year in Germany as part of my degree. For the summer, I was living on my own in Hamburg. During this time, I wrestled with these questions trying to reach some answers. In the middle of this, I had this profound dream.

I was sitting with a group of people on an embankment overlooking a wide-open plain. At the foot of the embankment was what appeared to be a set of train lines stretching off into the distance to the left and right although from our vantage point we could only see a short way down the tracks. As we sat on the banks, we were debating whether these were in fact train tracks and whether or not a train would ever come along them. After a while, one person in the group wanted to show how confident he was that these were not train tracks and that no train would come. So he sat himself down in the middle of the tracks. I went to go and reason with him.

A few moments later, a huge train rushed along the tracks and within a moment had disappeared off into the distance. Shocked, I went to look for the man who was so confident in his assertion that no train would come. He had disappeared, clearly the train had scooped him up and away into the distance. I returned to the others sitting on the embankment and asked them if they saw what happened to this man.

After a few comments they started saying to one another that, since they have no evidence now that the train exists that it may or may not exist. “Did you not see it?” I asked, amazed at them. “Maybe, but we can see nothing now, so we cannot be sure that these are really train tracks or that any train uses them.” was the reply. “What about the person who was sitting on the tracks?” I asked. “I cannot see him” came the reply, “so how do I know he was ever there? Prove it to me!” As they continued the debate, I was in despair at their evident denial of facts simply because the facts are not right in front of their eyes all of the time.

At that point I woke up. I realized at that point, that this dream reflected the fruitless discussions of the philosophers which I had spent so much time observing, if not engaging in. I realized that sometimes certainty comes from single events which don't get repeated when you want them. The dream echoed strongly the situation of someone believing strongly in God yet unable to persuade others of the existence of God and unable to produce the evidence on demand. God is unseen but there are clear proofs to those who care to look and listen.

Partly as a result of this dream and other reflections, I recall making a little prayer for the first time in many years saying “God, if you exist then guide me.”

Over the following couple of months I continued to wrestle with the questions I had in my mind about life, God, revelation and such issues. One issue that I felt was crucial was the necessity of revelation to guide people to good conduct. Eventually I realized that for people to even engage in a serious sincere attempt to achieve good conduct, including trying to learn right from wrong, they had to first accept the moral need to do so. Revelation is necessary for at least this reason. For without it there is no demonstrable connection between what is and what we ought to do.

Striving to achieve a good understanding of what is right and wrong is itself the core moral good which we must all attend to. This is of course a circular argument, for those who insist that there is no moral good and no moral bad, that there is no God to judge such things, for such people there is no motivation to even try and find out what is right or wrong. So we have two clear possibilities, either accept that there is moral right and moral wrong and implicitly a judge thereof, or deny that there is any moral accountability and then have no need to strive to direct your life to doing good. Both positions are self-reinforcing.

At that point, understanding this dichotomy, I decided that I, as a human being, could not live the kind of pointless life that the second option implied. Neither could I sit on the fence any longer. I concluded on one evening, while on my own in my student room, that I believed in God, that based on what I knew of different religions, Islam made far more sense than any other belief system. I wrote down the testimony of faith in Islam – the Shahada – on some paper and signed it. I was now a Muslim.

Over the next month or so I read the Quran (in English) with the attitude of “If I cannot find anything in here that I know to be wrong then I will stick with it. The rest of the material is debatable”. As I read, I became more and more convinced of my decision and could find nothing to make me doubt. Over the following years I have continued to think carefully about everything I accept and make progress based on sound reasoning.

Sometimes, I have made mistakes, but I still maintain that life is about learning. Mistakes are just part of the way we progress. The key though, to good learning, as with good thinking, is first to acknowledge that being good is about morals. Having morals requires us to believe that God exists as the ultimate judge of what is morally good. Who else could possibly be qualified?

My life had changed and I have never looked back since without saying “Alhamdulillah..I am a Muslim.”

Copied from Facebook: 27.7.2013 : 11.34 pm

Pesta Aidilfitri orang Melayu datang lagi.

EddiePutera Portraitist


Pesta ciptaan orang melayu yang amat gah. Hari yang amat keramat bagi orang melayu, dan hari yang menyebabkan gumpalan gumpalan wang orang melayu gugur sebanyak mana juga titisan air mata mereka pada pagi raya. 
Hari yang sepatutnya mensucikan diri orang melayu dari sifat sifat buruk dan hanyir ini sudah ditradisikan oleh orang melayu kepada satu hari yang amat penuh dengan onar. 

Mana mungkin mereka boleh rasa insaf apabila dalam satu bulan sebelum pesta raya ini, mereka sudah isi perut mereka dengan berbagai warna makanan yang tak pernah mereka mahu makan ketika lain masa. Mana mungkin juga mereka boleh mengaku hero di hari kemenangan kerana mereka sudah awal awal lagi tewas di tangan kedai perabut Ah Seng, kedai asesori kereta Ah Chong, Jakel, Mydin, Tesco dan Seng Hup. Mereka sudah tewas pada hari pertama apabila diumumkan oleh pemegang mohor raja raja bahawa esoknya hari perjuangan bermula untuk berpuasa. 

Berpusu pusu mereka ke hotel hotel 5 bintang, ke restoren restoren mewah, ke gerai gerai yang tumbuh macam misai tidak dicukur. Mereka hulurkan tengkuk2 gemuk mereka untuk disembelih dengan tawaran tawaran yang tak masuk akal.Makanlah sepuas hati kamu kata mereka. Bayar sahaja RM65 satu kepala dan isilah perut kamu dengan apa sahaja kamu suka sampai perut kamu bulat macam ikan buntal. Maka diusunglah satu angkatan keluarga dari anak kecil hinggalah yang tua gayut bertongkat untuk beratur di meja meja buffet. Tersengih panjang tokey tokey kedai melihat nafsu mereka. Kata mereka, bila lagi mau mewarnakan bulan yang mulia ini. 

Kemudian mereka yang amat sopan pada bulan bulan lain mula bertukar menjadi makhluk yang amat buas beberapa hari menjelang pesta mereka ini. Mereka berdondon dondon penuhi jalanraya. Mahu pulang ke kampung kata mereka. Hari Pesta begini tak mungkin kita mahu duduk di kota. Mereka mesti, wajib, perlu dan tidak boleh tidak untuk tidak pulang. Mereka mesti, wajib, perlu dan tidak boleh tidak untuk tidak mohon maaf pada kaum keluarga. Mati pun tidak apa asalkan musti mahu pulang. Kenapa pada hari pesta ini sahaja mereka rasa itu wajib ? Sedangkan pada 11 bulan yang lain, mereka penuh dengan alasan busy dan tidak ada masa. Mengapa tunggu hari pesta ini untuk mohon maaf pada pak ngah, mak ngah, pak teh, mak teh ? Mengapa pada hari pesta ini wajib untuk kunjungi mereka ? Mengapa 11 bulan yang lain, mereka hanya wajib pergi Mabul, Langkawi, Sunway Lagoon dan Genting Highlands sahaja, tetapi tidak wajib menjenguk Pak Ngah ? Mengapa 11 bulan yang lain mereka penuhi penerbangan Air Asia ker Koh Samui, Beijing dan Jakarta tetapi tidak ke rumah ayah bonda di kampung ? Busy kata mereka. Mengapa meratap menangis hiba dan hingus serta air mata meleleh leleh pada pagi pesta raya, ketika bersalaman mohon maaf, sedangkan 363 hari yang lain haram tidak mahu peduli. 

Tidak cukup satu hari, orang melayu sekarang sudah sambung hari Pesta Raya ini kepada 30 hari. Berebut rebut mereka untuk bertanding rumah terbuka siapa lagi hebat. Umpat keji mereka diteruskan di meja meja gossip open house. Tidak boleh tidak jika tidak pergi open house si Ahmad. Walaupun perut sudah kenyang, kita musti pergi juga merempuh 3 benua dari Ampang ke Shah Alam. Nanti kalau Ahamd tidak balas kunjungan datang ke open house mereka, satu tahun dikejinya si Ahmad. Hari minggu selama 4 minggu berturut turut, mereka tidak ada agenda lain tapi balas membalas open house. Minyak kereta habis, jam, anak anak keletihan, mata mengantuk, perut boroi kekenyangan, hati panas di jalanan dan masam muka suami isteri, hanya kerana mahu dan wajib hadir pada jemputan open house.

Inilah Pesta Aidilfitri orang melayu. Hari yang sepatutnya menjadi hari kemenangan, yang pada asalnya dinamakan HARI RAYA AIDILFITRI , sudah dinaik tarafkan sebagai PESTA AIDILFITRI. 

Hari yang sepatutnya, kita mandi, pakai baju bersih, ke masjid, dan kemudian pulang menjamu selera tanda kemenangan selepas Ramadhan, kini amat haru celaru serta penuh noda tradisi orang melayu. - Eddie Putera, July 2013

* NaDz


Copied from Internet :
27.7.2013 : 11.19 pm

KEAJAIBAN MATEMATIK

" PERTAMA :

1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

" KEDUA :

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 + 10 = 1111111111

" KETIGA :

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888
Hebatkan?

Cuba lihat simetri ini :

" KEEMPAT :

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321

Kurang hebat ?
Sekarang lihat ini :

Jika 101% dilihat dari sudut pandangan Matematik, apakah ia sama dengan 100%, atau ia LEBIH dari 100% ?

Kita selalu mendengar orang berkata dia boleh memberi lebih dari 100%, atau kita selalu dalam situasi dimana seseorang ingin kita memberi 100% sepenuhnya.

Bagaimana bila ingin mencapai 101% ? Apakah nilai 100% dalam hidup?

Mungkin sedikit formula matematik dibawah ini dapat
membantu memberi jawapannya.

Jika

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Disamakan sebagai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Maka, kata

KERJA KERAS bernilai :

11 + 5 + 18 + 10 + 1 + 11 + 5 + 18 + 19 + 1 = 99%

H-A-R-D-W-O-R-K

8 + 1 + 18 + 4 + 23 + !5 + 18 + 11 = 99%

K-N-O-W-L-E-D-G-E

11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 = 96%

A-T-T-I-T-U-D-E

1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100%

Sikap diri atau ATTITUDE adalah perkara utama untuk mencapai 100% dalam hidup kita.

Jika kita kerja keras sekalipun tapi tidak ada ATTITUDE yang
positif didalam diri, kita masih belum mencapai 100%.

Tapi, LOVE OF GOD

12 + 15 + 22 + 5 + 15 + 6 + 7 + 15 + 4 = 101%

atau, SAYANG ALLAH

19 + 1 + 25 + 1 + 14 + 7 + 1 + 12 + 12 + 1 + 8 = 101%

( ertinya, Cinta & Kasih Sayang ALLAH melampaui Segalanya...)


Copied from Facebook:
27.7.2013 : 11.05 pm

TANDA-TANDA KEMATIAN

Allah telah memberi tanda kematian seorang muslim sejak 100 hari, 40 hari, 7 hari, 3 hari dan 1 hari menjelang kematian.

Tanda 100 hari menjelang ajal : Selepas waktu Ashar (Di waktu Ashar karena pergantian dari terang ke gelap), kita merasa dari ujung rambut sampai kaki menggigil, getaran yang sangat kuat, lain dari biasanya, Bagi yang menyadarinya akan terasa indah di hati, namun yang tidak menyadari, tidak ada pengaruh apa-apa.

Tanda 40 hari menjelang kematian :
Selepas Ashar, jantung berdenyut-denyut. Daun yang bertuliskan nama kita di lauh mahfudz akan gugur. Malaikat maut akan mengambil daun kita dan mulai mengikuti perjalanan kita sepanjang hari.

Tanda 7 hari menjlang ajal :
Akan diuji dengan sakit, Orang sakit biasanya tidak selera makan.Tapi dengan sakit ini tiba-tiba menjadi berselera meminta makanan ini dan itu.

Tanda 3 hari menjelang ajal : Terasa denyutan ditengah dahi. Jika tanda ini dirasa, maka berpuasalah kita, agar perut kita tidak banyak najis dan memudahkan urusan orang yang memandikan kita nanti.

Tanda 1 hari sebelum kematian : Di waktu Ashar, kita merasa 1 denyutan di ubun-ubun, menandakan kita tidak sempet menemui Ashar besok harinya.

Bagi yang khusnul khotimah akan merasa sejuk di bagian pusar, kemudian ke pinggang lalu ketenggorokan,
maka dalam kondisi ini hendaklah kita mengucapkan 2 kalimat syahadat.

Sahabatku yang budiman,
subhanAllah, Imam Al-Ghazali, mengetahui kematiannya.

Beliau menyiapkan sendiri keperluannya, beliau sudah mandi dan wudhu, meng-kafani dirinya, kecuali bagian wajah yang belum ditutup.

Beliau memanggil saudaranya Imam Ahmad untuk menutup wajahnya. SubhanAllah.
Malaikat maut akan menampakkan diri pada orang-orang yang terpilih. Dan semoga kita menjadi hamba yang terpilih dan siap menerima kematian kapanpun dan di manapun kita berada.

Aamiin.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua agar selalu mengingat mati dan berusaha mempersiapkan bekal kematian yaitu amal kebaikan.. Semoga dengan mem-BAGIKAN tulisan ini bisa bermanfaat bagi orang lain dan menjadi kebaikan untuk Anda.. Aamiin..


Copied from Facebook: 27.7.2013 : 11.00 pm